"Kirab Nayoko Projo menggambarkan zaman kerjaan dulu, di mana seluruh Nayoko Projo atau punggawa Kerajaan beserta istri naik kereta kencana dan berkeliling kota atau kirab," ujar Kadin Disparbudaya.
Tak hanya itu, lanjut Bambang, acara ini diharapkan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri oleh wisatawan sehingga bisa lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Magetan.
Tradisi andum bolu rahayu ini menghabiskan sekitar 30 ribu bolu yang dibentuk dalam rangkaian gunungan, ledug, gong, dan lesung. Pembuatannya dilakukan sendiri oleh industri rumah tangga roti bolu yang ada di Kabupaten Magetan dengan waktu persiapan selama satu pekan.
Bupati Magetan Suprawoto mengatakan, rebutan bolu rahayu pada perayaan bulan muharam ini bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat pada setahun terakhir dan memohon berkah pada kehidupan di tahun berikutnya.
Ke depan Bupati baru Magetan tersebut, mengaku akan lebih memeriahkan dan mengemas dengan apik kegiatan tersebut sehingga menarik warga luar Magetan.
"Ke depan kita akan kemas lebih menarik lagi, kita akan gandeng Institut Kesenian Solo agar kegiatan ini meriah di tingkat regional atau bahkan mimpi kita bisa sampai ditingkat nasional," pungkas Suprawoto Bupati Magetan. (ton/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News