Dua Hari Jelang Coblosan, Sejumlah Warga di Pacitan Belum Tentukan Pilihan

Dua Hari Jelang Coblosan, Sejumlah Warga di Pacitan Belum Tentukan Pilihan Tukijem, salah seorang ibu rumah tangga di Pacitan yang mengaku bingung menentukan pilihannya. foto: YUNIARDI S/ BANGSAONLINE

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Dua hari lagi nasib keberlangsungan pemerintahan di Jatim ditentukan dalam proses pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur. Tentu, partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya sangat diharapkan agar tercipta calon pemimpin yang legitimate dan bisa membawa perubahan selama lima tahun ke depan.

Akan tetapi, dari sebanyak 460.102 jiwa piliih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) di , sebagian di antaranya mengaku masih bingung untuk menentukan siapa yang akan dipilih saat berada di bilik suara nanti. Salah satunya seperti yang diungkapkan Tukijem, seorang ibu rumah tangga yang ada di .

Perempuan asli Surakarta yang lama menetap di itu mengaku bingung untuk menentukan pilihannya. Dia merasa tak kenal dengan kedua kandidat pemimpin di Jatim tersebut.

"Kalau surat undangan mencoblos (model C 6) sudah dapat. Saya dan suami sudah ada surat undangannya. Tapi siapa yang akan saya coblos, masih bingung. Sebab sama kedua pasangan calon saya tidak pernah mengenal. Hanya bisa dengar dari cerita orang saat berada di warung," ujar ibu tiga anak yang juga membuka warung nasi tak jauh dari lingkungan pendopo Pemkab , Senin (25/6).

Menurut Sri, begitu Tukijem akrab disapa, bagi dirinya siapapun yang bakal terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim tidak ada dampak dan pengaruhnya bagi kehidupan keluarganya. Apalagi hubungan emosional dan interaksi mereka sangat jauh.

"Yang penting saya sama suami tetap datang ke TPS. Namun soal siapa yang akan saya pilih, jujur saja masih bingung. Apalagi sama kedua pasangan calon tak pernah mengenal," akuinya polos.

Hal senada juga dilontarkan Suntoro, warga lainnya. Sekalipun masuk sebagai jiwa pilih dan mendapatkan undangan, namun ia mengaku tidak akan datang ke TPS. Pria 45 tahun ini bisa dibilang sangat apatis untuk menentukan calon pemimpinnya di Jatim.

"Nggak ada pengaruhnya Mas (wartawan). Siapapun yang jadi, tidak akan bisa merubah kehidupan kami," ujarnya, serius.

Meski begitu, ia tetap berharap pesta demokrasi bisa berjalan sebagaimana diharapkan. Masyarakat yang hendak menggunakan hak pilihnya diharapkan berangkat dari hati nurani.

"Jangan karena sesuatu untuk memutuskan pilihan. Sebab ini pertaruhan nasib pemerintahan di Jatim. Datang atau tidak, itu juga bagian dari hak setiap pemilih," tandasnya. (yun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO