Seruput Kopi Ijo Bolorejo Tulungagung, Puti: Hmm... Enak dan Khas Rasanya

Seruput Kopi Ijo Bolorejo Tulungagung, Puti: Hmm... Enak dan Khas Rasanya Puti saat menyeruput Kopi Bolorejo khas Tulungagung.

Ketika disajikan, aroma Kopi Ijo terasa khas. “Hemmmm... beda aromanya,” kata Puti Guntur. Setelah agak dingin, Puti menyeruput Kopi Ijo. “Enak, enak dan khas rasanya,” kata dia.

Beberapa tahun ini, kopi menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi kreatif. Tidak hanya untuk keperluan rumah tangga, atau disajikan di warung-warung, tetapi telah disajikan pada kedai dan gerai, mall, dan hotel-hotel mewah. 

Kemarin malam, Puti Guntur bertemu dengan anak-anak muda, pengelola kafe. Mereka juga aktif di dunia maya, para netizen. “Kafe itu tempat kumpulnya anak-anak muda dengan desain interior bagus. Jenis kopi yang disajikan juga macam-macam,” kata Puti.

Cucu Bung Karno itu menjajal cara membuat hiasan busa kopi atau yang dikenal dengan latte art. “Saya mencoba bikin latte art, bentuk hati, ternyata sulit sekali ya... tapi jadi lho bikinan saya," kata dia tertawa.

Di kedai kopi itu Puti berbincang dengan kalangan netizen tentang ekonomi kreatif. Puti bercerita aneka jenis kopi dari berbagai daerah di Nusantara. Ada kopi Aceh, Toraja, Jawa, Kintamani, dan Papua, dan masih banyak lagi.

“Ini semua hasil bumi, dari kekayaan Nusantara ini. Kemudian, karena kreativitas anak-anak ‘jaman now’ bisa diracik, bisa diolah, menjadi sajian yang menyenangkan. Kopi telah menggerakkan ekonomi kreatif kita,” kata Puti.

Menurut Syahri Mulyo, meski kopi menjadi kesukaan warga, namun bukan daerah penghasil kopi. Karena tanah-tanah hutan lebih menyerupai sebagai hutan lindung. Bukan tanah tegalan. “Kami ingin mulai agar kelak dihasilkan kopi hasil tanah ,” kata Syahri. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mulai dari 10 Ribu, Warung Omahe Dewe di Kediri Sediakan Masakan Khas Pedesaan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO