Atasi Kebutuhan Air Saat Kemarau, BI Resmikan Waduk Mini di Kediri

Atasi Kebutuhan Air Saat Kemarau, BI Resmikan Waduk Mini di Kediri Waduk mini yang berada di Desa Kebonrejo Kecamatan Kepung, diharapkan bisa membantu petani cabai dimusim kemarau. Foto: Arif Kurniawan/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Untuk mengatasi kebutuhan air tanaman cabai di musim kemarau, Bank Indonesia (BI) meresmikan waduk mini di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Minggu (25/2).

Peresmian waduk dilakukan langsung oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi dan menyerahkan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa Waduk Mini (Embung) berukuran 6.000 meter persegi dengan kedalaman 3,5 meter, di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, kepada Pemerintah Kabupaten Kediri.

Pembangunan embung tersebut merupakan bentuk kepedulian BI yang ditujukan untuk membantu mengatasi permasalahan ketersediaan air bagi para petani saat memasuki awal tanam di musim kemarau. Sehingga dapat menekan biaya produksi budidaya cabai, mendorong ketersediaan produksi, meningkatkan stock cabai, dan pada gilirannya dapat mengurangi gejolak harga cabai di pasaran lokal dan nasional. Luas lahan yang akan terbantu minimal seluas 50 hektare.

Pembangunan embung dimulai pada tanggal 4 November 2013 dan diselesaikan pada tanggal 30 Januari 2014. Namun demikian pada bulan Februari 2014, terjadi letusan besar Gunung Kelud sehingga embung mengalami kerusakan dan belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pada tanggal 15 September 2017 perbaikan embung dilakukan dan dapat diselesaikan pada 31 Januari 2018. Perbaikan ditekankan pada mekanisme input air yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat menangkap air hujan lebih banyak dengan jangka waktu yang relatif lebih pendek dengan tingkat sedimentasi yang rendah. Selain itu juga dilakukan penguatan struktur embung sesuai dengan spesifikasi teknis yang lebih baik.

Keberadaan embung yang cukup cantik tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat dan kelompok tani. Ada rasa memiliki dan ide-ide inovatif pun muncul. Ide inovatif tersebut antara lain, pembuatan standard operating procedure (SOP) manajemen pemanfaatan air secara profesional, pengembangan pariwisata tematik, menjadikan desa edukasi budidaya cabai dan pengembangan komoditas unggulan lain seperti durian.

"Harapan kami ke depan, kiranya embung dapat dikelola dengan baik, profesional, guyup, dan berorientasi jangka panjang sehingga dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," harapnya. (rif/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO