Ancam Eksistensi Madrasah Diniyah, Anggota DPR RI Kecam Kebijakan Full Day School Mendikbud

Ancam Eksistensi Madrasah Diniyah, Anggota DPR RI Kecam Kebijakan Full Day School Mendikbud Nihayatul Wafiroh, Anggota FPKB dari Dapil 3 Jatim. foto: istimewa

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Anggota DPR RI dari Dapil 3 Jatim, Nihayatul Wafiroh, mengecam kebijakan Mendikbud terkait kebijakan sekolah delapan jam sehari selama lima hari dalam seminggu atau yang dikenal Full Day School.

Politisi PKB yang akrab disapa Mbak Ninik ini meminta Mendikbud merevisi kebijakan tersebut, karena manurutnya, kebijakan tersebut mengancam eksistensi Madrasah Diniyah.

"Kebijakan itu mengesampingkan jam belajar siswa di Madrasah Diniyah. Karenanya, perlu dikaji ulang," tegas wasekjend PKB ini melalui pesan elektroniknya.

Nihayah melanjutkan, saat ini banyak sekolah yang memiliki jam belajar selama lima atau enam jam sehari, dari pukul tujuh hingga pukul satu siang selama enam hari. Setelah itu siang atau sorenya, murid mengikuti madrasah diniyah.

Di desa-desa, lanjutnya lagi, sudah menjadi budaya sejak lama anak-anak sekolah di dua tempat, pagi di sekolah umum dan untuk menambah pengetahuan agama Mereka sekolah agama di siang atau sorenya.

"Bentuk penghargaan negara terhadap usaha untuk mendidik masyarakat adalah salah satunya dengan menghormati dan mensupport keberadaan sekolah-sekolah diniyah ini, bukan malah menghantam habis dengan kebijakan ," tegas anggota DPR RI ini.

Wanita asal Banyuwangi ini menegaskan, bahwa setiap kebijakan harus bisa mengakomodir keinginan dan kepentingan seluruh peserta didik. Keperpihakan kebijakan ya berpihak pada kepentingan rakyat seluruhnya, bukan berat sebelah.

"Banyak hal yang mendesak untuk diperbaiki dalam pendidikan kita. Salah satunya, adalah pemerataan fasilitas pendidikan," pungkasnya. (had/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO