Ansor Situbondo Intruksikan Kadernya Khotmil Qur'an dan Pembacaan Ratibul Haddad Jelang Harlah ke-83

Ansor Situbondo Intruksikan Kadernya Khotmil Qur Ketua PC GP Ansor Situbondo, Yogi Kripsian Syah (tengah). foto: MURSIDI/ BANGSAONLINE

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Cabang Situbondo mengngintruksikan kepada seluruh kader Ansor untuk menggelar do'a bersama dengan cara melakukan Khotmil Qur'an, Solawat Nariyah dan pembacaan Ratibul Haddad secara serentak pada hari Sabtu (29/4) besok.

Selain dilakukan untuk mendo'akan Indonesia dan kejayaan Nahdlatul Ulama, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari rangkaiaan jelang puncak Harlah GP Ansor ke 83, berupa Istighosah Kebangsaan yang akan dipusatkan di alun-alun Kecamatan Besuki Situbondo.

"Kami meminta kepada seluruh kader GP di semua tingkatan, cabang, PAC, ranting, serta seluruh personel Banser mulai dari Satkorcab untuk melaksakan Khotmil Qur'an, pembacaan Solawat Nariyah dan Ratibul Haddad," kata ketua GP , Yogi Kripsian Syah kepada BANGSAONLINE.com, Jum'at (28/4).

Selain Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan ranting, Yogi juga mengimbau agar PAC dan ranting merangkul seluruh lembaga dan banom NU lainnya untuk juga bersama-sama menghatamkan Al-Qur'an dan membaca Ratibul Haddad. Hal ini dilakukan agar sinergi dan silaturrahmi terus terbangun di antara warga NU di Situbondo.

"Ini merupakan cara GP Ansor untuk bermunajat kepada Allah SWT, agar Indonesia dan warganya, khususnya warga NU senantiasa diberikan hidayah dan pertolongan serta kesuksesan oleh Allah SWT. Internal kaum Nahdliyyin di Situbondo semakin kuat dalam mempertahankan nilai dan tradisi ala Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyyah," ujarnya.

Yogi mengungkapkan bahwa hari-hari ini jam'iyah Nahdlatul Ulama sedang mengalami ujian terhadap adanya kelompok-kelompok yang berbeda ideologi dengan NU dan ingin merongrong Pancasila dan merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"GP Ansor tidak rela jika ada sekolompok masyarakat atau golongan yang nyata-nyata menetang dan anti Pancasila, anti dengan demokrasi, sedangkan mereka masih hidup di negeri tercinta ini. Kami tidak rela," tegas Yogi penuh semangat.

Lebih lanjut, Yogi menjelaskan, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari konsolidasi organisasi dalam menghadapi kelompok-kelompok dan organisasi masyarakat yang mengedepankan tindakan radikal serta melawan nilai luhur Pancasila.

"Kita akan terus mengawal cita-cita, tradisi dan amaliyah yang telah ditinggalkan para sesepuh NU pada generasi-generasi saat ini, supaya kita tidak jauh dari beliau yang pada saat itu telah menitipkan NU dan bangsa Indonesia ini untuk kita pertahankan," pungkasnya. (mur/had/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO