Tokoh Masyarakat Gresik Minta Bupati Turun Tuntaskan PHK 309 Buruh PT. Smelting

Tokoh Masyarakat Gresik Minta Bupati Turun Tuntaskan PHK 309 Buruh PT. Smelting KH. Nur Muhammad didampingi Ketua Kadin Gresik Lailatul Qodri bersama karyawan PT. Smelting korban PHK. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kasus PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) PT. Smelting terhadap 309 buruh menyita perhatian banyak kalangan. Kali ini, kalangan tokoh masyarakat Kabupaten Gresik yang ikut angkat bicara, yakni KH. Nur Muhammad.

Menurut Gus Nur, begitu panggilan akrabnya, PHK tersebut bisa memperburuk kondisi pengangguran di Kabupaten Gresik yang hingga tahun 2017 ini tembus 4,5 persen lebih atau kisaran 70.000 orang. Hal itu diungkapkan saat ia didatangi puluhan karyawan korban PHK PT. Smelting, Rabu (22/2).

Pada kesempatan itu, Ketua FSPMI , Zaenal Arifin, didampingi Wakil Ketua Ali Rifa'i dan karyawan lain menceritakan perjuangan para buruh dalam menuntut hak-haknya diberikan sesuai PKB (Perjanjian Kerja Bersama) sehingga berujung PHK.

"Kami mogok kerja karena hak-hak yang kita sepakati sesuai PKB tidak dipatuhi oleh manajemen," kata Zaenal di sela-sela sowan di pondok pesantren Gus Nur, di Jalan Proklamasi Kecamatan Kebomas, Rabu (22/2).

Menurut dia, hak-hak karyawan yang tidak diberikan sesuai PKB di antaranya soal kenaikan gaji yang tidak adil. Sebagai contoh, soal kenaikan kesejahteraan terjadi selisih yang tidak wajar antara level 1-6.

Level 1-4 kenaikannya hanya kisaran Rp 300.000. Sedangkan, kenaikan level 5-6 hingga Rp 23 juta. "Level 5-6 setara asisten manajer sampai manajer," terangnya.

"Sehingga, gaji level 5-6 tersebut dari sebelumnya Rp 17 juta perbulan, kemudian ada yang naik hingga Rp 60 juta, padahal jajaran mereka cuma 50 orang," sambungnya.

Zaenal juga membantah, bahwa rumor di masyarakat kalau sebanyak 309 karyawan PT. Smelting mogok karena minta gaji naik tinggi, minta rumah, minta mobil dan minta tunjangan istri kedua. "Itu berita bohong yang sengaja dihembuskan untuk menjelekkan karyawan," ungkapnya.

Zaenal menambahkan, kondisi perusahaan Smelting saat ini sangat bagus. Keuntungannya pun terus naik. "Keuntungan saat ini kisaran Rp 3 Triliun. Begitu juga soal produksi. Dari awalnya hanya bisa produksi 90 ton per jam, sekarang menjadi 145 ton per jam. Smelting di Gresik ini produksinya terbesar di Asia Tenggara dan dunia," katanya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO