Batik Kota Mojokerto Bagian Warisan dari Zaman Kerajaan Majapahit

Batik Kota Mojokerto Bagian Warisan dari Zaman Kerajaan Majapahit Ketua PKK Kota Mojokerto saat melihat pembuatan batik.

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kota Mojokerto, salah satu bagian dari di Provinsi Jawa Timur, merupakan kota istimewa dalam sejarah Indonesia. Kota yang dulu menjadi ibu kota Kerajaan Majapahit, yaitu kerajaan besar yang menyatukan Nusantara dan sangat dikagumi seantero jagat ini.

Banyak sekali peninggalan bersejarah yang sudah ditemukan maupun yang masih terpendam dan tersebar di hampir seluruh wilayah Mojokerto yang tak ternilai harganya. Tidak mengherankan jika saat ini telah banyak ditemukan pusat-pusat kerajinan batik di Kota Mojokerto yang terus berkembang di Jawa Timur, sebagai salah satu peninggalan sejarah dan budaya yang ditorehkan atau diturunkan turun temurun oleh perajin-perajin pada masa kerajaan Majapahit.

Keagungan maupun keunikan Batik Kota Mojokerto terletak pada nama-nama motifnya yang terdengar asing dan aneh di telinga sebagian orang pada zaman sekarang. Batik Kota Mojokerto memiliki 16 motif yang telah dipatenkan, di antaranya Mrico Bolong, Sisik Gringsing, Koro Renteng, Bunga Matahari dan lainnya.

”Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Koperasi dan UKM terus berupaya secara berkesinambungan dengan proaktif memberikan bantuan maupun pembinaan kepada seluruh perajin batik Kota Mojokerto agar dapat berkarya berkualitas serta mandiri dengan menerobos pasar pasar sedang dan besar dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian masing masing perajin batik,” jelas H Mas’ud Yunus, Wali Kota Mojokerto, Minggu (5/2).

Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Mojokerto H Ruby Hartoyo mengatakan bahwa batik kota Mojokerto telah masuk di pasar-pasar besar di seluruh indonesia.

”Kami terus membantu dan menjalin kerja sama dengan para pengusaha pengusaha perajin batik di seluruh Kota Mojokerto untuk berupaya menghasilkan batik batik yang berkualitas dengan harga bersaing. Mereka sepakat lebih mengutamakan mutu daripada harga, agar seni dan aura batik batik kita yang memang warisan turun temurun pada zaman Kerajaan Majapahit. Dinas Koperasi dan UKM juga mewadahi para perajin perajin batik untuk sering mengikuti pameran-pameran batik di seluruh Indonesia. Dengan demikian motif-motif batik dapat dikenal oleh pengusaha pengusaha pakaian,” terang Ruby.

Sedangkan, Ernawati, salah satu perajin batik Mojokerto yang pernah meraih Juara I Lomba Desain Motif Batik dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur (2010) dan Juara 2 Kartini Award dari Surabaya Plaza Hotel (2008) mengatakan, keterampilan membatik yang terasah sejak kecil telah mendorong di mengembangkan usaha kecil batik Mrico Bolong di rumah tinggalnya. Motif batik Mrico Bolong yang menjadi dasar dari kekuatan sekaligus keunikan batik asal Mojokerto ini menjadi bagian dari kekayaan seni batik Nusantara. Motif batik Mrico Bolong bisa dipaduharmonikan dengan motif-motif batik apapun.

”Orang tua kami sudah mengajarkan seni batik ketika saya usia 9 tahun. Saya sempat bekerja dan menjadi buruh, membatik di rumah salah satu perajin batik. Bersama keluarga, saya mulai mengembangkan kerajinan sekaligus membuka usaha kecil kerajinan batik Mrico Bolong khas Mojokerto tahun 1997 dengan modal Rp 500.000. Bersamaan dengan perkembangan usahanya, mengajak kaum ibu di kampung untuk menjadi pembatik sekaligus mitra kerja dalam pengembangan usaha kecil kerajinan batik Mrico Bolong khas Kota Mojokerto. Sekarang ini ada lebih 10 keluarga, khususnya ibu-ibu, yang menjadi mitra kerja usaha kecil-kecilan batik Mrico Bolong yang saya kembangkan, Alhamdulillah, sekarang batik- dapat dikenal dan dimiliki oleh para ibu ibu. (hms/ris/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO