Disperta Bojonegoro Sayangkan Masih Banyak Petani yang Tak Asuransikan Padinya

Disperta Bojonegoro Sayangkan Masih Banyak Petani yang Tak Asuransikan Padinya Salah satu petani sedang naik perahu di titik jebolnya tanggul kali apur ingas di Kecamatan Kanor, Bojonegoro. Petani itu belum mengikutkan sawahnya asuransi pertanian. foto: EKY NURHADI/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Pasca banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro beberapa waktu lalu, hingga kini para petani belum melakukan tanam padi kembali. Para petani memilih ramai-ramai mengasuransikan tanaman padinya, agar jika gagal panen mendapat ganti rugi.

Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Ahmad Djupari menyayangkan kepada para petani yang baru mengasuransikan sawahnya. Padahal program tersebut telah digulirkan sejak beberapa bulan lalu.

"Setelah banjir kemarin para petani banyak yang daftar. Sebetulnya cukup disayangkan, sebab banjir yang terjadi kemarin kerugiannya mencapai Rp 30 miliar," ujarnya, Selasa (20/12).

Kerugian ini diderita oleh para petani baik yang menggarap lahan padi maupun tanam palawija lainnya. Sayangnya di antara para petani ini, hanya 17 persen yang sudah mengasuransikan tanamannya.

"Mereka yang sudah mengajukan klaim asuransi mendapat uang. Kami harap pada tanam selanjutnya para petani sudah mendaftar pertaniannya," harapnya.

Kata dia, sampai saat ini baru ada 17 persen petani yang ikut asuransi. Ia berharap, ada kerjasama seluruh pihak baik Camat, kepala desa dan perangkat serta penyuluh pertanian di lapangan untuk menyampaikan informasi ini kepada para petani.

"Agar ke depannya, kerugian yang cukup besar ini bisa diantisipasi dan setidaknya, petani masih ada tabungan untuk kembali bertanam,” jelas Jupari.

Program klaim asuransi yang ditawarkan oleh dinas pertanian tampaknya kurang mendapat respon positif dari masyarakat. Padahal, program tersebut cukup mudah dan murah. Dan bisa sebagai pengganti apabila gagal panen seperti sekarang.

Program ini bekerjasama dengan PT. Jasindo dan mendapat verifikasi ketat dari Bappenas, sehingga petani tidak perlu cemas dengan asuransi yang akan diikuti. (nur/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO