
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Harga gabah kering panen (GKP) di Bojonegoro melampaui harga pokok penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah. Yakni tembus Rp7.200 per kilogram (kg), dibandingkan harga pemerintah yang dipatok Rp6.500 per kg.
"Petani lebih memilih menjual hasil panennya ke tengkulak, karena harganya cukup bagus," kata Pimpinan Cabang (Pincab) Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja.
Namun, gabah kering dari petani juga harus dicek dulu kualitasnya. Apabila bagus, dapat dipastikan tembus Rp7.200 per kg.
Meski banyak yang memilih menjual gabah ke tengkulak, Ferdian menyampaikan, sebagian petani tetap menjual gabah di Bulog Bojonegoro dengan harga beli GKP Rp6.500 per kg.
"Kami menyarankan petani menjual di Bulog, jika gabah yang dipanen dibeli di bawah HPP oleh tengkulak," katanya, Kamis (11/9/2025).
Dia menyampaikan, saat ini Bulog Bojonegoro masih melakukan serapan GKP, meski tak sebanyak awal panen raya. Hal itu karena gudang penyimpanan Bulog penuh, sehingga serapan melambat.
"Sampai saat ini, kamu masih melakukan serapan di tingkat petani," kata Ferdian sapaan akrabnya.
Salah satu petani asal Kecamatan Sumberrejo, Rondhi, mengungkapkan sebulan ke depan panen akan berlangsung. Namun di wilayah Sumberrejo panen diperkirakan tidak serentak.
"Itu karena petani saat tanam juga tak bersamaan. Musim kemarau petani khawatir kekurangan air, sehingga bisa mempengaruhi kualitas padi," terangnya.
Dia membenarkan, bahwa petani banyak yang menjual gabah di tengkulak saat panen raya kemarin, karena harganya cukup bagus, yakni mencapai Rp7.200 per kg. Biasanya di bawah itu, bahkan tak sampai HPP.
"Kalau harga di tengkulak bagus, petani pilih jual gabah di tengkulak," tambahnya. (jku/rev)