Pertemuan di Balai Desa, PT MHI Dicecar Warga Watudakon Soal Underpass Tol Joker

Pertemuan di Balai Desa, PT MHI Dicecar Warga Watudakon Soal Underpass Tol Joker Suasana pertemuan antara puluhan warga Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben dengan perwakilan PT MHI. foto: ROMZA/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Perwakilan PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) sebagai penggarap proyek tol Jombang Mojokerto (Joker) Seksi II dihujani penyampaian tuntutan warga Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben saat sosialisasi pembangunan Overpass di Balai Desa setempat, Jumat (21/10). Itu karena warga kesal tuntutannya agar pemerintah membangun Underpass tidak dipenuhi.

Dalam pertemuan yang dihadiri puluhan warga Desa Watudakon dari sejumlah Dusun itu, Budi Dwi Saputro, Humas PT MHI memaparkan surat balasan warga dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Di mana sebelumnya, warga melalui Pemkab Jombang mengajukan permohonan agar di Desa Watudakon dibangun Underpass bukan Overpass. Namun ternyata, Kementerian PU bersikukuh akan membangun Overpass.

Mengetahui penjelasan tersebut, warga lantas menyampaikan keberatannya secara bergantian di dalam forum. Tidak hanya satu atau dua orang, tapi lebih dari sepuluh orang menanggapi pemaparan dari PT MHI.

”Kalau memang seperti itu, pembangunan Overpass harga mati, warga akan terpecah belah. Wilayah desa Watudakon akan terbelah, ini tidak baik bagi kita semua,” kata Sarikin (52), salah satu perwakilan warga Dusun Jerukwangi, Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben.

Menurutnya, warga akan tetap berusaha agar Overpass tidak sampai dibangun di desanya. ”Mengirimkan surat permohonan kembali agar tuntutan warga untuk pembangunan Underpass dipenuhi masih mungkin dilakukan,” tegas Sarikin kepada Bangsaonline di sela-sela pertemuan.

Hariyanto (38), salah satu warga lainnya mengatakan bahwa akibat pembangunan tol banyak sekali lahan pertanian warga yang terdampak. Di samping itu, di daerahnya merupakan lokasi rawan banjir saat musim hujan. Sehingga diperlukan pembangunan gorong-gorong sebagai antisipasinya.

“Karena tidak adanya irigasi yang dibangun, ini sangat mengancam terjadinya banjir di Desa Watudakon. Kami tidak ingin anak cucu nantinya menjadi sengsara karena pembangunan tol ini,” ucapnya dengan lantang.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO