Professor Yahudi Ini Bergetar Hatinya saat Membaca Alquran

Professor Yahudi Ini Bergetar Hatinya saat Membaca Alquran Prof James D Frankel yang bergetar hatinya saat membaca Alquran. (mediakiwari)

BANGSAONLINE.com - James dibesarkan dalam keluarga Yahudi yang sekuler. Tetapi sejak berumur 13 tahun, James memilih untuk jadi seorang komunis karena sering membaca tulisan-tulisan Karl Marx.

James sempat punya kawan dari Pakistan bernama Mansour. Sahabatnya itu memberinya Alquran dan menyuruhnya membaca. Mungkin saja, inilah waktu pertama kali James berjumpa seorang muslim.

“Aku tidak mau kau masuk neraka,” kenang James menirukan kata-kata Mansour seperti ditulis OnIslam.net (19/3) tahun ini. Tentu saja, waktu itu James tak percaya sama sekali menyangkut neraka.

Tapi, dia menghormati Mansour dengan membawa Alquran itu dan kemudian menyimpannya di rak buku rumahnya. Beberapa tahun selanjutnya, James kuliah di Washington. Ia mulai meninggalkan pikiran komunisnya dan mempertanyakan makna hidup yang menghantuinya sejak kecil.

James tidak jarang bertanya dalam hati ‘untuk apa manusia dilahirkan, ke mana sesudah mati dan kenapa manusia menderita?’. Suatu hari dia mendapat info neneknya meninggal dunia. James teramat sedih dan ia pun terbang ke New York untuk menghadiri pemakaman neneknya.

Ketika itulah, James memiliki peluang bertanya berkenaan makna hidup kepada seorang Rabbi. Tetapi ia tak mendapat jawaban sama sekali.

James mulai mencari Tuhan & jawaban dari seluruh pertanyaan yang menghantuinya sejak kecil. Dirinya setelah itu kembali ke New York sebelum semester baru dimulai. Suatu hri, James berjalan-jalan di Times Square yg sangat berbeda dari saat ini.

“Saat itu, di sana Kamu dapat menemukan tidak sedikit pengkhotbah dari beraneka ragam macam falsafah agama,” kata James. Dia senang mengobrol dengan salah satu dari mereka berkaitan agama, pastinya dengan sikap skeptis.

James melihat ada sekelompok laki-laki kulit hitam yang menggunakan jubah sedang berdoa. James juga menghampiri mereka untuk bertanya berkaitan ritual yg sedang dilakukan.

Tapi salah seseorang dari mereka mengatakan James tak boleh bergabung dikarenakan ia adalah setan. Menurut pengkhotbah grup itu, seluruhnya kulit putih merupakan setan. Tetapi James berargumen apabila memanglah dirinya setan, mengapa senantiasa mau tahu berkaitan Tuhan.

Sesampai di rumah, James teringat dengan Alquran yg diberikan sahabatnya, Mansour enam th dulu. Dirinya langsung membuka dan membaca Alquran tersebut. James tak menemukan indikasi ayat yang menyebutkan dia ialah setan atau orang kulit putih lain merupakan setan.

Sumber: berdecak-top, jabar.tribun

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO