Diiringi Tangis Haru, 5 Penganut Kristen-Katolik Serentak Bersyahadat di Masjid Al Akbar Surabaya

Diiringi Tangis Haru, 5 Penganut Kristen-Katolik Serentak Bersyahadat di Masjid Al Akbar Surabaya Tampak para mualaf itu, yaitu Pradesta (27), Renadi (29), Claudia (27), Riatin (73), dan Ovi Matulessy (24), saat mengikrarkan dua kalimat syahadat di hadapan Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya, KH Hamid Abdullah, Jumat (1/12/2023). Foto: Mohammad Sulthon Neagara/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Sebanyak lima orang penganut Kristen dan Katolik secara serentak mendatangi masjid Al-Akbar Surabaya untuk mengucap dua kalimat syahadat, Jum’at (01/12/2023). Mereka adalah Pradesta (27), Renadi (29), Claudia (27), Riatin (73), dan Ovi Matulessy (24).

Namun sebelum mereka mengikrarkan dua kalimat syahadat, KH. Hamid Abdullah, Imam Besar Masjid Al-Akbar menanyakan motif mereka masuk Islam.

“Karena dipaksa atau memang betul-betul datang dari sanubari sendiri?” tanya KH. Hamid Abdullah, Imam Besar Masjid Al-Akbar Surabaya sekaligus pemandu calon .

“Tidak ada paksaan apapun, tanpa ada paksaan apapun,” jawab salah satu calon itu.

Kiai Hamid Abdullah kemudian mengucapkan selamat kepada seluruh calon . Ia juga memberikan nasihat melalui tafsiran surat Al-Ikhlas bahwa ketenangan jiwa bisa timbul dari mana saja.

“Keyakinan bisa bawa ketenangan. Panjengan yang awalnya dari agama lain kemudian memeluk Islam yakin laa ilaaha illallah, tiada tuhan yang wajib disembah, dimintai pertolongan hanya Allah, qul huwallahu ahad, Allah itu satu. Allahu somad, Allah itu tempat kita bergantung,” jelasnya.

“Kita susah minta kepada Allah. Kalau kita dekat dengan Allah, Allah dekat dengan kita. Lam yalid walam yulad, Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kalau duwe anak kan koyo bapak, koyo ibu. Walam yakullahu kufuwan ahad, Allah tidak ada yang menyamai satu pun makhluk di dunia, gak koyo gunung, gak koyo opo, Allah tidak ada yang menyamai. Mudah-mudahan panjenengan mendapat ridho Allah setiap yang membaca laa ilaaha illallah,” tutup Kiai Hamid Abdullah.

Kiai Hamid Abdulllah kemudian menuntun mereka baca syahadat. Usai ikrar syahadat mereka menandatangani surat pernyataan masuk Islam yang juga diikuti para saksi. 

Nah, usai penandatangan itulah tangis para saksi pecah. Mereka menangis karena merasa haru menyaksikan kerabat mereka resmi masuk Islam.

Kiai Hamid Abdullah lalu memimpin doa yang diamini para jemaah salat Jumat yang belum pulang, termasuk para saksi.(msn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO