Buku Pemikiran Pendidikan KH. Hasyim Asy'ari Dibedah di STIT-UW Jombang

Buku Pemikiran Pendidikan KH. Hasyim Asy Mukani saat bedah buku di kampus STIT Al-Urwatul Wutsqo Bulurejo, Kabupaten Jombang, Minggu (22/5).

Kiai Hasyim, lanjutnya, sudah memikirkan pentingnya presensi, home visiting, reward punishment, ujian remidi, kualifikasi guru hingga lingkungan pendidikan.

Saat memberikan paparan, Chumaidah lebih banyak mengapresiasi penerbitan buku ini. “Masih sangat jarang ada penulis yang menggali konsep murni dari tokoh Indonesia asli, sehingga buku Mukani ini patut diapresiasi,” ujarnya.

Kandidat doktor UIN Sunan Ampel Surabaya ini menggarisbawahi komitmen Kiai Hasyim dalam memajukan dunia pendidikan. “Setiap Jumat, Kiai Hasyim keliling ke desa-desa sekitar untuk mendorong tokoh agamanya agar mendirikan pondok dan masjid,” imbuhnya. Lahkah Kiai Hasyim ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa rais akbar NU ini terlalu modern untuk jamannya saat itu.

Sementara Afairur Ramadlan lebih banyak menyoroti tentang berbagai fenomena yang terjadi di dunia pendidikan saat ini. Mulai kenakalan remaja, pergaulan bebas, minuman keras hingga perilaku menyimpang dari para oknum pendidik. “Yang ditulis dalam buku ini patut menjadi referensi bagi seorang calon pendidik, baik guru ataupun dosen, terutama dalam masalah akhlak dan adab,” imbuhnya.

Mantan ketua PC IPNU Jombang ini mengaku miris karena akhir-akhir ini banyak ditemukan oknum guru yang bermental calo. “Bahkan sudah sampai bermental buruh, karena hanya mengajar dan memperoleh honor, tidak peduli dengan perkembangan anak didiknya,” ujarnya.

Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jombang ini mendorong bahwa berbagai praktek kotor dalam dunia pendidikan harus segera diakhiri. “Sudah saatnya guru tidak hanya mengajar secara fisik, namun juga mendoakan muridnya di malam hari,” pintanya.

“Buku yang sudah ditulis oleh Mukani ini bisa diusulkan ke dinas pendidikan dan pemerintah daerah untuk dijadikan referensi saat menggelar berbagai pelatihan pendidikan karakter, agar para guru tidak bermental seperti buruh lagi,” pintanya.

Temuan penelitian dalam buku ini, lanjut Ramadlan, masih sangat relevan untuk digunakan dalam memajukan dunia pendidikan masa sekarang. “Apalagi kenakalan remaja di sekolah saat ini cenderung meningkat, buku ini bisa dijadikan pedoman untuk membendung itu,” ujarnya.

Pria yang juga wakil ketua PC Ansor Jombang ini menambahkan bahwa kenakalan sekarang sudah merembet di kalangan dewasa. Banyak kasus perceraian semakin meningkat. Kasus perselingkuhan juga sering terjadi. “Karena adanya perubahan perilaku, seringkali kasus-kasus itu juga melibatkan oknum guru,” bebernya.

Dalam dunia literasi, Ramadlan juga menyayangkan masih rendahnya di kalangan pendidik. “Pengembangan keilmuan di dunia guru masih rendah, ini bisa dibuktikan karena guru sulit untuk merangkum dan menulis materi secara mandiri,” ucapnya.

Padahal, menurut Kiai Hasyim, budaya literasi mutlak diperlukan bagi seorang pendidik. Minimal menjadi materi pegangan bagi para muridnya. “Inilah visi jauh ke depan yang diusung tokoh besar asli Jombang bernama Kiai Hasyim,“ pungkasnya. (jbg1/dio/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO