Lapindo Dukung Desa Sekitar Sumur Migas jadi Sentra Kampung Batik Tulis

Lapindo Dukung Desa Sekitar Sumur Migas jadi Sentra Kampung Batik Tulis Perwakilan manajemen Lapindo, Kepala Diskoperindag dan ESDM Sidoarjo dan Kades Kalidawir saat mengamati kain batik karya warga Kalidawir Tanggulangin, di balai desa setempat, Kamis (14/4). foto: musta'in/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Lapindo Brantas Inc (LBI) mendukung sejumlah upaya warga desa sekitar sumur minyak dan gas (migas) untuk meningkatkan perekonomiannya. Salah satunya mendukung cita-cita sejumlah warga Desa Kalidawir Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo untuk menjadikan Desa Kalidawir sebagai sentra batik tulis.

Dukungan Lapindo itu diawali dengan memberikan bantuan perlengkapan membatik kepada 16 warga Desa Kalidawir di balai desa setempat, Kamis (14/4). Warga yang menerima bantuan itu, telah lulus pelatihan membatik tulis, di Balai Besar Pengrajin Batik Jogjakarta, awal April lalu.

"Kami mengapresiasi dan mendukung keinginan warga Kalidawir menjadikan desanya sebagai kampung pengrajin batik tulis untuk ke depannya," cetus Vice Presiden Public Relation Lapindo Brantas Inc (LBI), Hesti Armiwulan.

Kata Hesti, Lapindo selalu mendukung UKM di Sidoarjo dan usaha kelompok masyarakat di Sidoarjo, terutama di wilayah sekitar kerja operasional Lapindo Brantas Inc (LBI) untuk maju. Sehingga saat ada warga Kalidawir mengikuti pelatihan membatik di Jogjakarta, perusahaannya merasa terpanggil untuk membantu warga berupa peralatan untuk membatik, mulai dari canting, lilin, kompor dan lainnya.

"Dan itu sangat klop didukung dengan keinginan warga peserta pelatihan yang menginginkan desanya menjadi salah satu sentra pengrajin batik di Sidoarjo, seperti kampung batik lainnya di Sidoarjo yang sudah dikenal masyarakat Indonesia secara luas," paparnya.

Hesti mengemukakan hasrat dan keinginan warga Kalidawir ini juga bisa ditularkan ke warga desa lainnya. Mungkin warga Kedungbanteng dan Banjarasri yang termasuk masuk wilayah kerja operasi perusahaannya di Kecamatan Tanggulangin.

"Tentunya kami juga akan mendukung jika warga Kedungbanteng dan Banjarasri menginginkan belajar dan ingin menjadi pengrajin batik. Lapindo juga siap membeli batik tulis karya warga. Syukur jika sampai diciptakan batik tulis berciri khas corak lumpur, pasti bagus itu," harap Hesti.

Di tempat sama, Kades Kalidawir M Anas mengemukakan, melihat dari karya-karya batik kaum ibu di berbagai desa dan kecamatan di Sidoarjo bisa sampai dikenal batik tulisnya di Indonesia, mestinya ibu-ibu PKK di desanya juga bisa mencontohnya atau dijadikan motivasi penyemangat.

"Ilmu membatik sudah dipelajari, sekarang tinggal mengamalkan atau mewujudkan karya dari ilmu yang sudah diserap," kata Anas.

Anas pun mendukung penuh cita-cita warganya untuk menjadikan Desa Kalidawir sebagai salah satu sentra kampung batik tulis di Kabupaten Sidoarjo.

Sementara, Sofia, salah satu peserta pelatihan menyatakan bersama ibu-ibu PKK lainnya, akan terus belajar dan mengkaryakan hasil dalam pelatihan atau menimbah ilmu membatik di Jogjakarta. "Kami sangat semangat, apalagi keinginan para peserta pelatihan itu didukung oleh pihak desa," ucapnya.

Sedangkan Kepala Diskoperindag dan ESDM Sidoarjo, Fenny Apridawati menambahkan, ilmu yang didapat dari pelatihan, harus benar-benar diamalkan atau diwujudkan dalam menciptakan karya.

"Jika karya sudah dihasilkan, pengrajin juga harus bangga dengan hasil karyanya dan bisa pakai busana sendiri sebagai tahap awal untuk promosi. Mencintai karya sendiri itu harus dipunyai oleh setiap pengrajin," tuturnya.

Diskoperindag, lanjut Fenny, juga akan terus mengawal dan memonitor warga yang sudah mengikuti pelatihan. Meski baru tahap awal atau baru mulai ingin membatik, jika didorong semangat yang tinggi, hal itu pasti bisa terwujud.

"Apalagi sampai ada perusahaan (Lapindo red,) di desa yang juga mendukung, warga harus semangat dan gigih dalam mewujudkan dan menciptakan karyanya dalam membatik," tandas Feny Apridawati. (sta)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO