JEMBER, BANGSAONLINE.com - Bupati Jember, dr. Faida akhirnya menganulir sendiri janjinya untuk menjadikan bandara Notohadinegoro sebagai embarkasi dan debarkasi haji. Bupati hanya menargetkan bandara milik Pemkab Jember itu menjadi embarkasi dan debarkasi haji antara.
Hal ini disampaikan Bupati saat menemani Dirjen Imigrasi untuk meninjau kondisi bandara Notohadinegoro, Jumat (1/4) siang.
BACA JUGA:
- Okupansi Hanya 40 Persen, Bandara Notohadinegoro Jember Belum Bisa Beroperasi
- Layanan Penerbangan Jember - Surabaya Dibuka Kembali 3 Kali Seminggu
- Terkait Legalitas Operasional Bandara Notohadinegoro, Dishub Targetkan Bulan ini Dapat SBU Permanen
- Terungkap, Hengkangnya Citilink dari Jember Karena Izin Operasional Bandara Mati
Kepada sejumlah wartawan Bupati menjelaskan, pihaknya tetap berupaya merubah status Bandara Notohadinegoro dari kelas tiga menjadi kelas dua internasional. "Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan Bandara Notohadinegoro sebagai embarkasi dan debarkasi haji sementara," katanya.
Dengan jumlah jamaah Haji di Kabupaten Jember yang mencapai 2000 jamaah setiap tahunnya, menurut Bupati sudah memenuhi syarat untuk menjadi embarkasi dan debarkasi antara.
Diberitakan sebelumnya, dalam diskusi publik yang diselenggarakan PWI Kabupaten Jember hari Kamis (31/3) kemarin, Kepala Dishub Pemkab Jember, Isman Sutomo mengatakan, sangat sulit mewujudkan janji kerja Bupati Jember untuk menjadikan Bandara Notohadinegoro sebagai embarkasi dan debarkasi haji. Selain perijinannya yang cukup rumit, kondisi geografis bandara yang dikelilingi perbukitan mempersulit take off dan landing pesawat jenis air bus. (jbr1/yud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News