Tafsir Al-Nahl 69: Minum Madu, tak Sembuh, Nabi Digugat

Tafsir Al-Nahl 69: Minum Madu, tak Sembuh, Nabi Digugat

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com – “Tsumma kulii min kulli altstsamaraati fauslukii subula rabbiki dzululan yakhruju min buthuunihaa syaraabun mukhtalifun alwaanuhu fiihi syifaaun lilnnaasi inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yatafakkaruuna”.

"Syarab mukhtalif alwanuh, fih syifa' li al-nas". Di kalangan para sahabat sudah umum bahwa nabi Muhammad SAW telah memberi resep kesehatan prima, sehingga mereka bisa mengobati sendiri tanpa harus konsultasi kepada dokter.

"Alaikum bi al-syifa'ain, al-qur'an wa al-'asal". Silakan you pakai al-Qur'an dan madu sebagai obat. Hadis ini memperkuat tesis ayat studi, di mana madu yang diproduk koloni lebah sungguh berguna sebagai obat bagi umat manusia, tidak sekedar sebagai minuman segar menyehatkan.

Sunnah qauliyah ini selarah dengan pesan ayat, sehingga berfungsi "mu'akkidah", penguat. Jadi, antara ayat dan Hadis saling menguatkan. Terkait fungsi obat, al-Qur'an dan madu bisa dimaknai leterleg, apa adanya, dalam arti, memang ayat al-Qur'an -dengan izin Allah- bisa menyembuhkan segala penyakit dan sudah beberapa kali dipraktikan dan terbukti.

Seperti kawanan sahabat yang tersesat dan terlantar di pedesaan jauh dari Madinah. Mereka kehabisan bekal, lalu mengobati kepala suku yang tergigit ular dengan hanya bacaan surat al-Fatihah. Pasien sembuh dan mereka dihormat dan dijamu makanan lezat, lalu dihadiahi beberapa ekor kambing. Lapor nabi dan beliau tersenyum merestui yang menandakan bahwa upah suwuk atau pengobatan itu halal.

Begitu halnya Madu. Madu difahami sebagai madu ansich, fisis seperti adanya, madu lebah. Seorang sahabat datang mengadu kepada Nabi, mengeluhkan saudaranya yang sakit perut beberapa hari, berat dan lemah.

Nabi bersabda: "Isqihi 'asala", agar minum madu. Sahabat itu pulang dan mengerjakan apa yang diperintah Nabi. Ditunggu beberapa waktu, ternyata tidak kunjung sembuh.

Lalu datang lagi sembari mengadu: "Ya Rasulallah, sudah saya beri minuman madu, tapi tetap mencret dan tidak sembuh. Nabi mengulang resep pertama dengan suara mantap, "Isqih 'asala". Minumi madu lagi.

Sahabat itu pulang dan menuruti perintah Nabi untuk kedua kalinya. Ternyata tidak ada perubahan, tetap mencret, mules-mules dan tidak kunjung sehat. Sahabat itu nampak mendongkol dan datang lagi kepada Nabi dengan nada setengah menggugat. Tersiratlah di raut wajahnya yang mengisyaratkan keraguan atas kebenaran ucapan Rasul.

Dengan nada agak mengeluh, lelaki itu berkata: "Sesuai petunjukmu ya Rasulallah, sudah dua kali kami beri minuman madu, tapi tetap saja mencret dan tidak sembuh. Bagaimana ini…".

Nabi menjawab dengan nada agak kesal: "Shadaq Allah wa kadzab bathn akhik, isqihi 'asala". Sungguh Allah itu maha benar, justru perut saudaramu yang bohong dan bermasalah... Minumi madu!".

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO