Peringati HPN, PWI Sampang Santuni Warga Miskin di Desa Torjun

Peringati HPN, PWI Sampang Santuni Warga Miskin di Desa Torjun Ketua PWI Sampang, Ahmad Bahri yang juga wartawan BANGSAONLINE saat menyerahkan bantuan pada nenek Malihah.

SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Sebagai bentuk kepedulian dan rasa sosial kepada sesama yang tidak mampu, pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sampang menggelar santunan kepada warga miskin pada Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2016.

Malihah (80) warga Dusun Keddeng Desa Torjun Kecamatan Torjun mendapat simpati dari pengurus PWI Kabupaten Sampang. Sebab, nenek tanpa keturunan ini hidup sebatang kara di rumahnya yang kondisinya memprihatinkan, dan masih numpang itu.

"Di hari HPN 2016 ini, kami dari pengurus PWI Sampang berbagi sedikit rejeki bagi warga Torjun yang sangat miskin ini, berupa beras satu sak, satu dus mie instan dan uang," ucap Acmad Bahri Ketua PWI Sampang dengan didampingi seluruh anggotanya.

Santunan yang diberikan tersebut berasal dari sumbangan anggota PWI Sampang dan beberapa donatur yang peduli. Bila melihat kondisi tempat tinggalnya, siapa pun akan terenyuh dan merasa iba. Pasalnya, rumah sebagai tempat bernaung Malihah yang hidup sebatang kara ini, kondisinya reyot dan hampir roboh penuh dengan lubang di atapnya.

“Ini bukti, ketidak pedulian pejabat kita. Jangankan Bupati, Kepala Dinas, Camat, Lurah, Kepala Desanya pun tak peduli kepada rakyatnya," tegas Bahri.

Harusnya, para pejabat tidak hanya turun mengawasi lokasi proyek, menggelar acara seremonial, tapi lihat dan pantau rakyatnya, apakah sudah hidup layak dan sejahtera.

Inilah potret kemiskinan di Sampang yang harus segera dibenahi oleh pimpinan Sampang. "Masa jatah raskin yang tiap bulannya turun, Nenek Malihah ini hanya terima satu kali dalam lima bulan. Di mana letak keadilan dan kepedulian pejabat Sampang ini," tukas dia.

Saat ditanya, bagaimana untuk kebutuhan makan sehari-harinya? Nenek Malihah yang sudah senja ini, mengaku dibantu oleh beberapa guru SDN 2 Torjun yang setiap harinya membawakan makanan sekadarnya.

“Selain Ibu guru yang bantu saya, tetangga juga ada yang bantu membawakan nasi. Yang penting bisa bertahan dan tidak kelaparan," ucapnya dengan suara parau karena usianya yang semakin sepuh. (hri/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO