Minta Izin Diumrahkan, Kiai Asep Temui Keluarga Korban Runtuh Mushala Al Khoziny Asal Bekasi & Bogor

Minta Izin Diumrahkan, Kiai Asep Temui Keluarga Korban Runtuh Mushala Al Khoziny Asal Bekasi & Bogor Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim saat menyampaikan pesan kepada para keluarga korban reruntuhan mushalla Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo di kediaman Ning Imah, salah seorang putrinya, di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya, Rabu (17/12/2025). Foto: bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Kepedulian Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim terhadap korban meninggal akibat reruntuhan mushalla Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo sangat tinggi. Ketua Umum Jaringan Kiai Santri Nasional (KSN) itu menemui satu per satu keluarga korban, termasuk yang di luar Jawa.

“Karena salah satu syarat untuk mengumrahkan itu harus izin keluarganya,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di sela-sela shalat malam dan istighatsah yang digelar di kediaman Ning Imah, salah seorang putrinya, di kawasan Pondok Pesantren Amanantul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (17/12/2025) malam.

Menurut Kiai Asep, sudah 61 keluarga korban dari 65 keluarga korban, yang sudah ditemui, termasuk yang tinggal di Pontianak. Korban asal Pontianak adalah almarhum Muhammad Ubaydillah bin M Moslehuddin.

Kiai Asep bertemu dengan keluarga korban asal Pontianak di Pontianak Kalimantan Barat. 

Kiai Asep juga sudah bertemu dengan keluarga korban asal Bekasi Jawa Barat. Yaitu keluarga dari almarhum Muhammad Aziz Pratama Yudistira Bin Wahyudi.

Selain itu Kiai Asep juga bertemu dengan keluarga korban asal Bogor Jawa Barat. Yaitu keluarga dari almarhum Ach Ramzi Fariki bin Muhammad Sahri.

Kiai Asep bertemu keluarga korban dari Bekasi dan Bogor Jawa Barat di UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Jakarta. 

“Tinggal dua yang belum bisa ketemu, dari Pangkal Blitung. Tapi sudah bisa dihubungi. Mau datang ke Surabaya. Tiketnya kita tanggung,” tutur Kiai Asep.

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim sedang mendoakan korban asal Bekasi dan Bogor bersama keluarga korban di UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Jakarta, Foto: bangsaonline

Selain mengumrahkan para korban, Kiai Asep juga menyantuni keluarga korban.

“Tak banyak, hanya Rp 5 juta perorang, ditambah beras seharga Rp 750.000 dan uang transport Rp 500.000.” tutur pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.

Menurut Kiai Asep, untuk keluarga korban yang berasal dari Jawa Timur sudah bisa ditemui semua.

“Gresik, Sidoarjo, Surabaya dan Madura, sudah semua,” tutur Kiai Asep.

Bahkan keluarga korban asal Jawa Timur juga sempat diundang ke tempat acara shalat malam dan istighatsah di Pesantren Amanatul Ummah di Surabaya. Mereka diajak tahlil bersama yang dipimpin langsung oleh Kiai Asep.

Selain itu mereka juga diberi santunan.

Sekretaris Umum JKSN Muhammad Ghofirin menuturkan bahwa respons mereka sangat positif. Mereka berterima kasih kepada Kiai Asep.

“Saya atas nama keluarga almarhum Muhammad Aziz Pratama Yudistira bin Wahyudi mengucapkan banyak terima kasih atas santunan dan silaturahmi. Semoga Abah Kiai Asep dan panjenengan sedoyo, mugi-mugi diparingi sehat. Panjang umur dan rezeki yang melimpah dan barokah. Amin,” ujar keluarga korban lewat Muhammad Ghofirin.

“Tidak lupa juga terimakasih banyak yang nanti bulan Januari membadal umrah almarhum anak saya dan para syuhada Al Khoziny,” tambanya.

Keluarga korban mengaku tak bisa ngomong tapi hanya bisa nangis ketika ditanya tentang anaknya.

Kiai Asep terus menghibur dan memberi harapan kepada kelurga mereka. Sembari menukil beberapa Hadits Kiai Asep mengatakan bahwa korban meninggal reruntuhan mushalla Al Khoziny mati syahid.

“Mereka mati syahid dan akan memberi syafaat kepada orang tua mereka,” tegas Kiai Asep kepada para keluarga korban yang datang dari berbagai daerah Jawa Timur.

Rencananya Kiai Asep akan mengumrahkan mereka pada Januari 2026 mendatang.

“Barusan kami melakukan manasik bagi mereka yang akan diberangkatkan umrah. Saya memberangkatkan 23 orang, dengan biaya uang saya pribadi,” tutur Kiai Asep.

“Saya sendiri yang akan memimpin umrahnya,” tambah Kiai Asep yang rencananya berangkat pada 4 Januari 2026.