Puluhan peserta saat mengikuti bimtek operasi dan pemeliharaan irigasi lanjutan di Balai Pertemuan DPUPR Magetan. Foto: ANTON/HB
MAGETAN, BANGSAONLINE.com - Ketahanan pangan bukan sekadar soal benih dan pupuk, melainkan juga tentang bagaimana air sampai ke setiap jengkal sawah dengan presisi. Menyadari hal tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Magetan bergerak cepat memperkuat "pasukan garda depan" pengairan mereka.
Melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA), DPUPR Magetan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Lanjutan di Balai Pertemuan DPUPR Magetan, Senin (15/12/2025).
Pelatihan ini menyasar puluhan juru pengairan dan pekarya. Sosok-sosok inilah yang selama ini menjadi penentu kelancaran aliran air dari bendungan besar hingga ke petak sawah milik petani. Tanpa pengawasan mereka, risiko kegagalan panen akibat kendala distribusi air menjadi sangat besar.
Kepala Bidang SDA DPUPR Magetan, Yuli K. Iswahyudi, menegaskan bahwa infrastruktur yang hebat tidak akan berarti tanpa sumber daya manusia (SDM) yang tangguh.
"Kegiatan ini kami laksanakan guna meningkatkan kualitas SDM petugas juru dan pekarya. Mereka adalah kunci agar operasional serta pemeliharaan jaringan irigasi berjalan maksimal," ungkap Yuli di sela-sela acara.
Poin utama dalam bimtek kali ini bukan sekadar teori, melainkan kemampuan deteksi dini. Yuli berharap para petugas lapangan bisa lebih sigap mencium potensi kerusakan infrastruktur sebelum menjadi masalah besar yang menghambat masa tanam.
Beberapa target utama dari penguatan kapasitas ini antara lain, profesionalisme tinggi, meningkatkan etos kerja petugas di lapangan. Efisiensi air, memastikan tidak ada air yang terbuang percuma (minimalisir kebocoran). Respon cepat, tanggap terhadap kendala teknis yang bisa diantisipasi sejak awal.
Bagi DPUPR Magetan, tujuan akhir dari perawatan saluran irigasi ini sangat jelas yakni kesejahteraan petani. Dengan infrastruktur yang terjaga oleh tenaga ahli yang kompeten, diharapkan masa tanam di Kabupaten Magetan tidak lagi terganggu oleh masalah teknis pengairan.
"Harapan kami, para petugas semakin sigap. Jangan sampai ada lahan yang kekurangan air hanya karena kendala teknis yang sebenarnya bisa kita antisipasi," imbuh Yuli.
Dengan langkah konkret ini, Magetan kian memperkokoh posisinya sebagai daerah yang serius dalam mengelola sumber daya air demi keberlanjutan sektor pertanian. (ton/rev)





