Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono.
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Memasuki awal Desember 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri kembali merilis capaian inflasi bulanan November 2025. Pengumuman dilakukan secara daring pada Senin (1/12/2025).
Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono, menyampaikan bahwa inflasi month-to-month (m-to-m) November tercatat sebesar 0,19 persen, turun 0,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ia menjelaskan, fluktuasi harga dipengaruhi sejumlah faktor, antara lain penyesuaian harga BBM non-subsidi per 1 November, kenaikan harga komoditas hortikultura dan daging sapi akibat pasokan terbatas, lonjakan harga emas global, serta penurunan harga beras, daging, dan telur ayam ras.
“Kami mengimbau ada beberapa hal yang perlu diwaspadai di Bulan Desember dan sebagai masukan bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri, di antaranya intervensi pemerintah pusat soal harga angkutan udara, darat, dan kereta api; stok beberapa komoditas seperti beras, telur ayam ras, daging ayam ras, dan bahan pangan lainnya jelang akhir tahun; penyesuaian harga BBM masih terus berlangsung; serta harga emas secara global juga kemungkinan masih mengalami kenaikan sehingga berdampak terhadap harga emas perhiasan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kebijakan harga angkutan darat, udara, dan kereta api masih menunggu arahan Pemerintah Pusat terkait mobilisasi masyarakat menjelang libur akhir tahun dan Natal. Permintaan komoditas hortikultura, daging ayam ras, dan telur ayam ras juga diperkirakan meningkat.
"Selain itu perlu diperhatikan juga terkait peningkatan permintaan akibat operasional SPPG pada Program MBG, Pemkot Kediri perlu memperhatikan jumlah pasokannya," ujarnya.
Emil mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan panic buying dan tetap berbelanja bijak sesuai kebutuhan.
Beberapa komoditas yang mendorong inflasi m-to-m November di antaranya:
- Tomat dan bawang merah (0,05 persen)
- Sawi hijau (0,04 persen)
- Cabai merah (0,03 persen)
- Kangkung, cabai rawit, daging sapi, sewa rumah, dan kacang panjang (0,02 persen)
- Emas perhiasan, terong, wortel, bayam, ketimun, dan brokoli (0,01 persen)
Sementara komoditas yang menekan inflasi (deflasi) meliputi:
- Daging ayam ras dan beras (-0,06 persen)
- Pisang (-0,02 persen)
- Telur ayam ras, kelapa, dan salak (-0,01 persen)
(uji/mar)












