Kecaman Mengalir pada Puan Gegara Bilang Tak Sembarang Orang Boleh Masuk Gudung DPR

Kecaman Mengalir pada Puan Gegara Bilang Tak Sembarang Orang Boleh Masuk Gudung DPR Puan Maharani. Foto: JPNN

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Kecaman masyarakat mengalir kepada Puan Maharani, Ketua DPR RI. Politisi PDIP yang tak lain putri Megawati Soekarnoputri itu mendapat banyak kecaman dari akibat ucapannya yang menyatakan tidak sembarang orang boleh memasuki Gedung DPR di Senayan, Jakarta. Menurut Puan, meski Gedung DPR terbuka, namun bukan berarti semua orang bisa masuk begitu saja.

"Kami ingin membuka gedung DPR ini, membuka itu dalam artian dalam kegiatan yang positif. Membuka itu bukan buka gerbang, buka gitu saja, kemudian semua orang boleh masuk tanpa permisi, tanpa assalamualaikum, tanpa ketok pintu dulu," ujar putri Megawati Soekarnoputri itu Hal di hadapan Parlemen Remaja di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/11/2025).

"Rumah kalian saja kan kalau mau masuk kan ketok-ketok dulu, harus permisi kan, enggak bisa cuman ada orang mau bertamu ke rumah kalian, terus ya masuk-masuk saja. Kan enggak boleh kayak gitu," kata Puan lagi seperti dilansir Kompas.

Pernyataan Puan itu langsung mendapat banyak komentar kecaman.

"lho kok dianalogikan sama rumah kalian. woi, rumah gue tuh gue beli tanahnya dan bangun pake duit gue sendiri jadi sangat wajar kalau orang mau masuk rumah gue permisi2 dulu. lah ini gedung dpr, emangnya emak lu yg bangun tu gedung pake duit sendiri? itu pake duit negara, beda lah ma rumah sendiri," tulis Arief R Hakim

"apa semua anggota dewan sebodoh dia? dipilih rakyat tapi tidak mau mewakili rakyat," tulis Tatong Pudjantoko.

"oke..oke. mengerti. tapi anggota dewan dan pejabat yg mau korupsi, juga harus ketok pintu dulu sm rakyat se indonesia..."halo rakyat, gw nih mau korupsi 10 trilyun, boleh gak" gitu dong harusnya kan...., harus gitu bu, jgn mau menang sendiri dong,...lha kok pengen enake dewe," tulis Joko Tingkir.

"sekelas ketua dpr ngomongin hal receh gini.. bicara dong misalkan tentang undang2 perampasan aset koruptor akan dibahas bulan ini insyaallah rampung bulan depan & disahkan bln depan..begitu ya ibu ketua dpr," Eny Tedi

Bahkan tak cukup mengecam Puan tapi ada yang menyinggung Soekarno karena Puan dianggap besar kepala.

”merasa gede kepala ,dia pikir sukarno yg berjuang sendiri untuk negara,justru rakyat dan tentara yg tumpah darah,sukarno senang poligami , tapi anak yg lain gk rakus kaya megawati dan keturunannya,” tulis Aawan Ayra

"di alam baka sana bung karno sangat malu punya cucu macam puan," tulis Iwan Prasetya

"ngomong ngelantur..mana uu perampasan aset..map nya disimpan paling bawah ya," komentar Lieo Zayn.

“di buat untuk menyalurkan aspirasi rakyat seharusnya kita di sambut dengan baik bukannya kita harus permisi tapi harusnya ada orang yg nyambut di depan jadi aspirasi terserap jangn cuma diem2 aja marwah rakyat indonesia ada situ,” tulis Cahyo Rochmadon.

"gimana mau tok-tok ke gedung dpr kalo di depan pagarnya aja dipasang barrier beton," tulis seseorang yang mengatasnamakan Sayap Kiri Kanan.

Seperti diberitakan banyak media, menurut Puan, Gedung DPR adalah salah satu obyek vital yang memiliki aturan.

"Tahu enggak artinya obyek vital? Ini obyek vital itu gedung yang dilindungi oleh negara, atau gedung milik negara yang memang enggak boleh sembarangan dalam tanda kutip tuh masuk-masuk saja, harus ada aturannya. Harus daftar. Harus menyatakan kepentingannya untuk datang. Menyatakan saya siapa, kemudian mau ngapain," jelas Puan.

Yang juga menarik, Puan justeru mengajak masyarakat untuk mengibaratkan Gedung DPR seperti rumah sendiri, yang mana tidak semua orang bisa masuk begitu saja.

Dia mengingatkan, tidak ada orang yang bisa bersikeras masuk ke Gedung DPR begitu saja.

"Enggak bisa cuma, 'pokoknya saya mau masuk, harus boleh, harus boleh'. Enggak boleh gitu. Anggap ini seperti rumah kita, 'tok tok tok tok. Assalamualaikum bisa ketemu dengan Ibu Puan?' 'Oh Ibu Puan lagi di kantor, bisa datang lagi nanti lain kali," kata Puan yang terus memuntahkan uneg-unegnya.

"Atau nanti ada pesannya atau enggak? Oh ya silakan'. Kalau enggak boleh masuk, ya sudah. Kalau boleh masuk, monggo. Begitu kan kayak ke rumah kalian juga. 'Ibu ada?' 'Ibu lagi ke pasar'. 'Jam berapa pulang?' 'Siang'. 'Ya sudah nanti kembali lagi ya, Pak'. Enggak yang, 'pokoknya saya mau nunggu disini'. Kalian juga tidak senang kan kalau gitu," ujar politisi PDIP itu.

Maka dari itu, kata Puan, meski Gedung DPR terbuka, tetap ada aturannya. Begitu pula ketika mau menyampaikan aspirasi, mereka harus menyampaikan maksud dan tujuan sebelum masuk Gedung DPR. "Jadi ini terbuka, tapi ada aturannya. Dalam sampaikan aspirasi, dalam sampaikan pendapat, mau bertemu dengan siapa saja," kata Puan.