
SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Ratusan anak di Kabupaten Sumenep mengikuti Festival Anak Saleh (FAS) yang digelar Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Sumenep.
Beragam lomba diadakan, mulai dari pildacil, cerdas cermat, adzan, qiroah, hingga mewarnai.
Ketua DPD LDII Kabupaten Sumenep, Musaheri, mengatakan Festival Anak Saleh tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana pembentukan karakter anak yang selaras dengan nilai-nilai keislaman.
Ia menuturkan, kegiatan tersebut menjadi bentuk evaluasi atas pembinaan generasi muda di setiap Pimpinan Anak Cabang (PAC) LDII dalam hal akhlak, pemahaman agama, serta kemampuan berkreasi dan berwirausaha.
Musaheri menjelaskan, pihaknya ingin melihat sejauh mana pembinaan di tingkat bawah berhasil menanamkan nilai-nilai keislaman dan kemandirian kepada anak-anak.
Ia menambahkan, generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar di era digital.
Menurutnya, kemudahan akses informasi perlu diimbangi dengan kemampuan menyaring nilai-nilai positif.
Karena itu, LDII berkomitmen memperkuat pembinaan melalui kegiatan pendidikan, keagamaan, dan aktivitas positif lainnya di bawah naungan lembaga tersebut.
Musaheri meyakini, anak-anak yang dibina dengan baik sejak dini akan tumbuh menjadi generasi religius, cerdas, kreatif, dan siap membangun daerah.
Ia berharap Festival Anak Saleh menjadi momentum bagi generasi muda LDII untuk terus mengembangkan potensi diri, berinovasi, dan berkarya demi masa depan yang lebih baik.
“Anak muda harus berkarya serta siap menghadapi kesulitan bahkan kegagalan, karena keberhasilan sering lahir dari kegagalan, dan kegagalan itu sendiri adalah kesuksesan yang tertunda,” ujarnya.
Selain menggelar Festival Anak Saleh yang diikuti 175 peserta, DPD LDII Sumenep juga menyelenggarakan bazar UMKM yang diikuti berbagai PAC.
Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Mewujudkan SDM Profesional Religius Melalui Pembentukan Akhlak Luhur dan Kemandirian Generasi Penerus’.
Musaheri menyebut, sembilan PAC menampilkan karya dan bazar mereka, bahkan ada yang menghadirkan lebih dari satu stan.
“Seperti PAC Paberasan, misalnya, menampilkan tiga stan sekaligus karena besarnya jumlah peserta,” tuturnya.
Ia menambahkan, dari total 13 PAC dan empat penanggung jawab (PJ) yang ada, sembilan di antaranya berpartisipasi dalam kegiatan tersebut sesuai kemampuan masing-masing.
“Sebenarnya ada 13 PAC dan empat penanggung jawab, tapi yang tampil sesuai kemampuan ada sembilan PAC,” pungkasnya. (aln/van)