
SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep melakukan langkah strategis dengan menutup dan menggabungkan sedikitnya 27 sekolah tingkat dasar (SD) yang tersebar di wilayah daratan maupun kepulauan. Kebijakan ini diambil untuk menata ulang serta mengefektifkan keberadaan lembaga pendidikan dasar di daerah tersebut.
Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, menjelaskan bahwa keputusan merger sekolah ini mempertimbangkan berbagai faktor, terutama daya dukung penduduk dan jumlah lembaga pendidikan di masing-masing wilayah.
“Salah satu pertimbangannya adalah daya dukung penduduk atau calon anak didik serta jumlah lembaga pendidikan di wilayah tersebut,” ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (21/9/2025).
Menurut dia, kelayakan berdirinya sebuah sekolah sangat dipengaruhi oleh potensi jumlah anak usia sekolah di suatu wilayah. Ia mencontohkan, pada populasi sekitar 2.000 jiwa, idealnya terdapat satu hingga dua sekolah yang mampu melayani kebutuhan pendidikan anak-anak.
“Karena jumlah penduduk itu memengaruhi jumlah lembaga pendidikan yang layak didirikan di daerah tersebut dan untuk itu langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan penutupan dan penggabungan sekolah,” paparnya.
Tujuan utama dari kebijakan ini, lanjut Agus, adalah untuk merasionalisasi jumlah lembaga pendidikan agar lebih efektif dan tidak kekurangan murid. Ia mengungkapkan, saat ini ada sekitar 1.194 SD sederajat di Sumenep, jumlah yang dinilai cukup bahkan berlebih untuk menampung anak usia sekolah.
“Itu juga karena jumlah lembaga di Sumenep sudah cukup dan memadahi dan bahkan terbilang lebih untuk bisa menampung anak usia sekolah,” pungkasnya. (aln/mar)