
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Program gerakan beternak ayam petelur mandiri (Gayatri) di Kabupaten Bojonegoro mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam. Keluarga penerima manfaat (KPM) di desa penghasil migas tersebut mulai merasakan hasilnya.
Namun dari bantuan 54 ekor ayam petelur yang diterima KPM, hasil produksi telur belum mencapai 50 persen. Penerima program tersebut baru bisa menjual telur di hari keempat, karena harus menunggu telur terkumpul terlebih dahulu.
"Dari 54 ayam program Gayatri, baru 13 sampai 14 ayam bisa berproduksi atau betelur. Bahkan awal usia tiga minggu hanya tiga ayam yang bertelur," kata salah satu KPM Desa Mojodelik Moh. Kasrip.
Dia mengungkapkan, produksi ayam petelur belum maksimal, belum mencapai 50 persen. Namun ia mengaku sudah menikmati hasil dari program tersebut, yakni sudah menjual 2 kilogram (kg) telur di toko sekitar rumah.
"Baru bisa menjual telur hingga 2 kg di toko dekat rumah. Itu saja harus menunggu tiga sampai empat hari untuk menunggu telur terkumpul, karena belum semua ayam bertelur," jelasnya, Minggu (24/8/2025).
Menurut Kasrip dari penjualan telur tersebut, ia memperoleh uang senilai Rp48 ribu, dengan catatan harga telur Rp24 ribu per kg.
Dia mengungkapkan, saat ini sudah mulai membeli pakan ayam sendiri, karena bantuan pakan dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sudah hampir habis.
"Pakan sudah hampir habis karena sudah digunakan 1,5 bulan, dan saat ini beli sendiri. Kemarin dari EMCL mendapat 225 kg pakan," ungkapnya.
Dia berharap, program ini diberikan pendampingan lebih, karena belum semua ayam berproduksi.
"Belum semua ayam bertelur secara stabil. Apalagi saya juga baru pertama merawat ayam, jadi belum ada pengalaman," ungkapnya.
Program Gayatri di Desa Mojodelik diketahui telah berjalan sebagian. Dari total 68 keluarga penerima manfaat (KPM) yang menerima program tersebut, 50 KPM telah terealisasi.
"50 KPM itu menggunakan dana social responsibility (CSR) dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Sisanya 18 KPM yang menggunakan alokasi dana desa (ADD) masih belum terealisasi," kata Kepala Desa Mojodelik, Yuntik Rahayu.
Dia mengatakan, program Gayatri yang menggunakan CSR langsung berupa barang, seperti ayam petelur beserta kandangnya. Sehingga dari desa tidak mengetahui besaran anggaran yang dialokasikan dari CSR tersebut.
Sedangkan, Gayatri yang menggunakan ADD Mojodelik dianggarkan sebesar Rp289 juta dengan total 972 ekor ayam yang diserahkan kepada 18 KPM. Nantinya setiap KPM akan mendapat 54 ayam petelur, termasuk kandang dan pakan.
"Namun saat ini masih belum terealisasi, karena menunggu stok ayam petelur yang masih antre. Untuk saat ini masih penyaluran kandang ayam," terangnya. (jku/rev)