Guru dan Staf SMKN 2 Bangkalan Dapat Edukasi tentang Cara Menghadapi 'Wartawan Bodrek'

Guru dan Staf SMKN 2 Bangkalan Dapat Edukasi tentang Cara Menghadapi Para guru dan staff SMKN 2 Bangkalan saat mengikuti edukasi jurnalistik yang menghadirkan Ahmad Fauzi, Ketua Aliansi Jurnalis Bangkalan.

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Masifnya aktivitas oknum yang mengatasnamakan jurnalis di lingkungan sekolah, namun melakukan kegiatan yang tak sesuai kode etik jurnalistik, membuat resah sejumlah sekolah di Bangkalan.

Salah satunya SMKN 2 Bangkalan, yang berinisiatif mengadakan edukasi seputar kegiatan dunia jurnalistik profesional bersama guru dan staff di aula sekolah setempat, Selasa (26/08/2025).

Kepala SMKN 2 Bangkalan, Nur Hazizah, mengatakan kegiatan ini penting dilakukan untuk memberikan edukasi kepada guru dan staff sekolah. Khususnya dalam menanggapi oknum-oknum yang mengatasnamakan jurnalis, tanpa melakukan aktivitas jurnalistik dengan benar.

"Beberapa waktu ini banyak oknum yang datang ke sekolah kami dan mengaku sebagai wartawan. Tidak melakukan kegiatan jurnalistik, tapi melakukan pengancaman hingga meminta dana tanpa maksud yang jelas," ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya menekankan pentingnya pemahaman tentang kegiatan jurnalis profesional, sehingga seluruh guru dan staff sekolah paham tentang langkah apa saja yang harus dilakukan jika di kemudian hari menghadapi hal serupa.

"Kegiatan ini penting untuk kami lakukan, agar kami paham dan tidak terjebak dengan situasi yang sering kita alami. Karena banyak (oknum wartawan, red) yang datang tanpa maksud yang jelas, bahkan mengancam," ungkapnya.

Menanggapi permasalahan ini, Ketua Aliansi Jurnalis Bangkalan (AJB), Ahmad Fauzi, yang didatangkan sebagai pemateri, mengaku prihatin atas apa yang dialami sekolah.

Dalam kesempatan itu, Fauzi yang juga wartawan BANGSAONLINE.com memberikan pemahaman tentang etika kerja wartawan profesional.

Ia menyarankan agar pihak SMKN 2 Bangkalan membuat standar operasional prosedur (SOP) yang tepat dalam menangani oknum yang mengatasnamakan wartawan tersebut.

"Jika perlu sekolah memberikan layanan front office yang lebih baik dan terstruktur. Paham akan dasar-dasar kegiatan jurnalistik. Sehingga dengan pengetahuan ini, sekolah dapat mengambil sikap ketika mengalami kegiatan serupa di masa mendatang," pungkasnya. (ida/uzi/rev)