
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Inspektorat Daerah Tuban melakukan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lokasi tiga desa di Kecamatan Widang yang menerima bantuan ratusan ekor sapi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tahun 2016-2019 lalu.
Ketiga desa tersebut, Ngadipuro, Ngadirejo, dan Patihan. Masing-masing menerima 60 ekor sapi. Bantuan hewan ternak tersebut disalurkan melalui BUMDesma sistem kandang komunal dengan total 180 ekor.
Irban V Inspektorat Daerah Tuban, Drs. Bambang Suhaji, mengatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan adanya aduan serta informasi masyarakat terkait isu bantuan sapi yang hilang di tiga desa itu.
"Kita menerima info dan aduan terkait isu itu (sapi hilang, Red) dan langsung kita tindaklanjuti," katanya.
Usai adanya informasi itu, pihaknya langsung memanggil ketua BUMDesma dan ketua kelompok pemelihara sapi di 3 desa tersebut untuk dimintai keterangan.
"Yang kita panggil ketua BUMDesma, ketua kelompok pemelihara sapi di 3 desa," tegas Bambang.
Selanjutnya, ia bersama tim juga datang langsung ke lokasi kandang sapi tempat bantuan dari pemerintah pusat itu.
Hasil pemeriksaan dan tinjauan langsung di lapangan, bahwa memang terdapat sapi yang dijual, tapi tidak semuanya.
Terkait hal itu, Bambang menjabarkan jika sapi bantuan yang dijual itu karena ada suatu alasan. Di antaranya karena penerima bantuan merasa sudah tidak sanggup merawat sapi. Hal itu diperparah dengan wabah PMK.
Sehingga, agar sapi tidak mati sia-sia, maka berdasarkan kesepakatan bersama, sapi tersebut dijual.
"Semua kelompok tidak ada yang untung, semua rugi kalau berdasarkan modal awal. Tapi ruginya kenapa, masih proses pemeriksaan," beber Bambang.
Pun demikian, semua catatan dan rekapan hasil penjualan sapi maupun pemasukan dari kelompok pemelihara atau BUMDesma masih ada.
"Yang jelas semua catatan penerimaan dan pengeluaran ada, tapi secara bisnis memang belum menguntungkan, perlu evaluasi lebih lanjut," bebernya.
Sementara itu, Wakil Ketua BUMDesma sekaligus Sekdes Ngadipuro, Bambang Sumantri, membenarkan adanya Tim Inspektorat yang datang untuk mengecek lokasi kandang.
"Iya, Mas, kemarin saya sempat dipanggil Inspektorat terkait bantuan sapi. Kamis kemarin tim Inspekda juga datang ke sini untuk memeriksa langsung," bebernya.
Bambang mengungkapkan fakta sebenarnya terkait isu bantuan sapi yang lenyap.
"Sebenarnya bukan lenyap atau hilang, Mas, tapi memang kita jual. Itu pun berdasarkan hasil rapat dan kesepakatan bersama. Alasannya, kita khawatir sapinya mati karena tidak ada yang sanggup merawat. Apalagi kemarin juga ada wabah PMK," jelasnya.
Terkait uang hasil penjualan, kata Bambang, saat ini masih utuh dan disimpan untuk jaga-jaga apabila ada pemeriksaan seperti yang terjadi sekarang.
"Uang hasil penjualan saat ini masih utuh dan sama sekali tidak berkurang. Karena kita memang sengaja simpan dan tidak berani menggunakannya. Kita tunggu petunjuk dari Inspektorat," jelasnya.
Berkaitan isu yang beredar tentang bantuan sapi yang lenyap atau diijual sepihak, Bambang membantahnya.
"Isu itu hanya akal-akalan saja dari beberapa pihak yang ingin mencari keuntungan saja," tutupnya. (coi/rev)