
KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Bank Sampah Migunani di RW 4 Kelurahan Meri dinilai berhasil menerapkan ekonomi sirkuler melalui green ekonomi. Melalui bank sampah ini, warga bergerak serentak untuk mengelola sampah hingga menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomi.
Produk yang dihasilkan antara lain grease trap, eco enzyme dari sampah organik, sabun batang dari minyak jelantah, sabun cair organik, serta ternak maggot dan ayam petelur.
Dengan kepedulian yang tinggi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, Kelurahan Meri, khususnya di RW 4, menjadi lingkungan yang bersih.
"Ini bukan hal yang gampang untuk saya gerakkan di setiap pelosok yang ada di kota ini. Maka saya sangat apresiasi ke depan RW 4 Kelurahan Meri ini bisa menjadi contoh bagi RW-RW lain di Kota Mojokerto," kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat meninjau Bank Sampah Migunani di Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Minggu (12/7/2025).
Wali kota yang karib disapa Ning Ita ini menilai apa yang telah dilakukan oleh Bank Sampah Migunani merupakan prototipe yang harus dikembangkan dalam jumlah atau kapasitas yang lebih besar dengan manajemen yang lebih baik.
"Tapi kalau sudah dikembangkan besar biasanya kendalanya yang akan dihadapi adalah manajemen. Maka jika dibutuhkan ada pelatihan, ada pendampingan, jangan segan dari pihak Migunani ini untuk menyampaikan kepada kami Pemkot Mojokerto, maka kami akan siap memberikan fasilitasi sesuai kebutuhan," pesan Ning Ita.
Dalam kesempatan ini, Ika Puspitasari juga menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kota Mojokerto telah menjalin kerja sama dengan Konsorsium Jepang, yaitu Recosystem, dalam pengelolaan sampah. Karena itu, kesempatan bagi bank sampah untuk tergabung dalam kerja sama ini terbuka lebar.
"Pemerintah sifatnya hanya sekadar sebagai fasilitator yang menjembatani. Tapi yang akan bersama-sama bersinergi adalah dari pihak yang dibawa oleh Japanesse Consortium, yaitu Recosystem dengan masyarakat Kota Mojokerto secara menyeluruh. Termasuk ke depan ini Bank Sampah Migunani," katanya.
Menurutnya, lingkungan yang aman, nyaman, layak, dan asri untuk bisa tinggal, berdomisili, dan berusaha, merupakan hal yang harus bisa diwariskan kepada generasi di masa akan datang.
"Jangan sampai kita wariskan Kota Mojokerto dengan kondisi kerusakan lingkungan. Bagaimana kesadaran di tingkat personal, kesadaran individu, itu bisa terbentuk. Bahwa sampah adalah tanggung jawab diri kita. Lingkungan adalah tanggung jawab pribadi kita. Karena ke depan kita akan mewariskan Kota Mojokerto ini untuk anak cucu kita," imbuhnya.
Keberhasilan Bank Sampah Migunani diharapkan Wali Kota Ika bisa menjadi contoh bagi lingkungan lain di Kota Mojokerto dan bisa meningkatkan kepedulian serta keterlibatan masyarakat. (ris/rev)