
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sarana Asimilasi dan Edukasi, Lapas Kulon Kali Kediri (SAE Lakuli) Lapas Kelas IIA, melakukan panen perdana tanaman kangkung. Panen ini menjadi momentum penting dalam mendorong kemandirian pangan di lingkungan Lapas, dengan total hasil mencapai 400 kilogram kangkung segar.
Kasubsi Bimlohasker, Sumarji, menjelaskan bahwa panen kali ini mencakup sekitar 20% dari total lahan pertanian kangkung yang tersedia. Dari total luas lahan sekitar 1.600 meter persegi, panen perdana ini menjadi gambaran awal keberhasilan metode tanam dan pengelolaan yang diterapkan oleh petugas serta Warga Binaan.
“Sebanyak empat orang warga binaan dilibatkan langsung dalam proses penanaman, perawatan, hingga panen, dengan pengawasan ketat dari petugas staf Bimbingan Kerja (Bimker),” ucap Sumarji, Sabtu (14/6/2025).
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang membekali warga binaan dengan keterampilan bertani secara praktis dan produktif.
Hasil panen tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan internal Lapas, tetapi juga langsung didistribusikan kepada pihak ketiga yang menjadi penyedia bahan pangan harian untuk konsumsi warga binaan.
“Dengan demikian, keberhasilan ini sekaligus memperkuat siklus mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan internal,” katanya.
Sumarji menjelaskan, SAE Lakuli juga terbuka untuk masyarakat sekitar. Pihaknya, membuka ruang bagi warga sekitar untuk membeli langsung hasil panen ini. Ini bukan hanya soal hasil tani, tapi juga bentuk interaksi sosial yang positif antara Lapas dan masyarakat luar.
Sementara itu, Kalapas Kediri, Solichin, dalam keterangan yang diterima Bangsaonline, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan Lapas Kediri terhadap 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
“Salah satu poin penting adalah penguatan ketahanan pangan sebagai upaya produktif dan berkelanjutan di lingkungan pemasyarakatan,” kata Solichin.
Melalui panen perdana ini, lanjut Solichin, Lapas Kediri membuktikan bahwa proses pembinaan yang terencana dapat menghasilkan manfaat nyata.
“Selain sebagai bekal keterampilan bagi warga binaan, kegiatan ini juga membangun semangat produktivitas serta memberikan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan internal dan masyarakat luas,” tutup Solichin. (uji/msn)