Prolanis Jadi Solusi Tepat untuk Pengelolaan Penyakit Kronis

Prolanis Jadi Solusi Tepat untuk Pengelolaan Penyakit Kronis Salah satu pasien saat diperiksa petugas. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes mellitus tipe 2 merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang kian meningkat di Indonesia. Namun, kini ada solusi nyata dan terjangkau melalui program Prolanis atau akronim Pengelolaan Penyakit Kronis dari BPJS Kesehatan.

Program ini bukan sekadar layanan medis biasa, melainkan pendekatan preventif dan promotif yang terstruktur demi meningkatkan kualitas hidup peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kediri, Tutus Novita Dewi, menegaskan pentingnya Prolanis bagi peserta JKN dengan riwayat penyakit kronis. 

Menurut dia, Prolanis memberikan perhatian khusus kepada peserta yang menderita penyakit kronis dengan pemantauan kesehatan yang lebih intensif. Melalui Prolanis, peserta akan mendapatkan pemeriksaan rutin terkait tekanan darah, gula darah, dan kolesterol yang dilakukan secara berkala.

“Prolanis memberikan perhatian khusus melalui layanan konsultasi kesehatan, pemeriksaan berkala, edukasi, pemberian obat, hingga aktivitas fisik seperti senam Prolanis. Ini adalah langkah strategis untuk mencegah komplikasi serius seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung,” paparnya saat dikonfirmasi, Rabu (21/5/2025).

Ia menyebut, program ini dikelola dan dilaksanakan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dengan mengintegrasikan aspek medis dan sosial untuk memastikan peserta dapat hidup produktif meskipun mengidap penyakit kronis. 

Tidak hanya bersifat preventif, Prolanis juga bersifat promotif dengan cara memberikan penyuluhan mengenai gaya hidup sehat sehingga peserta akan teredukasi dan menciptakan peningkatan kesehatan.

“Banyak masyarakat belum sadar bahwa gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi gula dan garam, kurang olahraga, serta stres berkepanjangan turut menjadi pemicu utama hipertensi dan diabetes. Dengan Prolanis, peserta tidak hanya ditangani secara medis, tetapi juga diberi pemahaman menyeluruh untuk mengelola pola hidup sehat,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kediri.

Sementara itu, Pimpinan Klinik Elshadai di Kediri, Sifera, turut menyambut positif pelaksanaan Prolanis. Ia menyatakan bahwa partisipasi aktif peserta dalam Prolanis memberikan perubahan nyata.

“Kami melihat peserta menjadi lebih peduli terhadap kesehatannya. Senam Prolanis setiap bulan, misalnya, menjadi sarana untuk membangun kebersamaan sekaligus mendorong semangat mereka untuk hidup lebih sehat,” ucapnya.

Lebih dari itu, ia menyoroti pentingnya dukungan psikososial. Prolanis dinilai turut membuka ruang bagi peserta untuk saling berinteraksi dan menjalin silaturahmi dengan sesama penderita penyakit kronis, yang dapat menjadi dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.

“Banyak peserta yang merasa lebih termotivasi karena adanya komunitas sesama penderita. Mereka bisa saling berbagi pengalaman dan tips pengelolaan penyakit. Ini bukan sekadar program kesehatan, tapi ruang untuk saling menguatkan," tuturnya.

"Kami merasa senang dapat berperan dalam memberikan edukasi kepada peserta tentang bagaimana cara hidup sehat dengan penyakit kronis. Prolanis memberikan pendekatan yang lebih menyeluruh, tidak hanya pemeriksaan kesehatan tetapi juga dukungan psikologis dan sosial melalui berbagai kegiatan yang kami adakan,” imbuhnya.

Sifera menjelaskan, peserta JKN yang memiliki riwayat diagnosis diabetes mellitus tipe 2 atau hipertensi dapat mendaftar di FKTP tempat mereka terdaftar. Program ini terbuka untuk semua peserta yang memenuhi kriteria penyakit kronis tersebut, sehingga mereka dapat segera mendapatkan manfaat dari layanan yang disediakan.

“Peserta JKN dengan diagnosis hipertensi atau diabetes melitus tipe 2 yang terdaftar di FKTP dapat mendaftar Prolanis secara langsung," ujarnya.

Setelah terdaftar, mereka akan dibimbing oleh Tim Pengelola Prolanis FKTP untuk mengikuti jadwal layanan, termasuk: Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, Edukasi rutin tentang gizi dan aktivitas fisik, Konsultasi dengan tenaga medis, Pelayanan obat kronis serta Aktivitas sosial seperti senam dan silaturahmi,” pungkasnya. (uji/mar)