Kunci Kemajuan Ekonomi, Gubernur Khofifah Tegaskan Pentingnya Kolaborasi dan Sinergi Antar-Daerah

Kunci Kemajuan Ekonomi, Gubernur Khofifah Tegaskan Pentingnya Kolaborasi dan Sinergi Antar-Daerah Gubernur Khofifah saat menghadiri sharing session pengembangan ekonomi Jawa Timur dalam Rakor Kantor OJK Daerah bersama Dewan Komisioner OJK.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar daerah menjadi kunci kemajuan ekonomi bangsa.

Hal tersebut disampaikannya dalam sharing session pengembangan ekonomi Jatim pada Rakor Kantor OJK Daerah bersama Dewan Komisioner OJK di Kantor OJK Jatim, Jalan Pemuda Surabaya, Senin (5/5/2025).

Gubernur Khofifah menyebut kolaborasi dan sinergitas ini seperti para Avengers melawan Thanos. Mereka berhasil melawan Thanos ketika mereka berkolaborasi seperti dalam film Avengers. 

Semua itu penuh perjuangan, kolaborasi dan sinergitas. Maka menurutnya, untuk memajukan ekonomi bangsa perlu dilakukan kolaborasi yang kuat.

"Apa yang saat ini memiliki keserupaan, tantangan ekonomi global ibarat Thanos, kita bisa kalahkan itu kalau berkolaborasi dan bersinergi bersama," kata Khofifah.

Kolaborasi itu, dikatakan bahwa sudah dilakukannya sejak periode pertama memimpin Jatim bersama Emil Dardak. Semangat kolaborasi yang diejawantahkan antara lain dalam program 'Misi Dagang. Program ini mempertemukan pelaku ekonomi antar daerah atau provinsi.

"Saat mengawali kepemimpinan di Jatim, saya menyisir titik-titik yang menjadi sumber penyumbang ekonomi di Jatim. Perdagangan antar pulau besar sekali perannya. Saya usul kepada kawan-kawan untuk menyelenggarakan misi dagang, pertemukan trader dan buyer," urai Khofifah.

Program tersebut dianggap menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di Jatim sekaligus provinsi mitra. Upaya-upaya ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jatim. 

Berdasarkan Berita Resmi Statistik BPS rilis 5 Mei 2025, Jatim pada kuartal 1 atau Q1-2025 tumbuh 5 persen (y-o-y), angka ini melebihi nasional yakni 4,87 persen atau naik 0,19% dibanding Q1- 2024 (4,81 persen). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 10,40 persen.

“Sementara untuk PDRB Jatim didominasi oleh Industri Pengolahan (31,42 persen), Perdagangan (18,70 persen), Pertanian (10,22 persen), konstruksi (8,49 persen) dan Akomodasi Mamin (6,24 persen),” kata Khofifah.

Selanjutnya, ia juga menjelaskan capaian realisasi investasi Jatim dalam 6 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. 

Pada 2024, capaiannya mencapai Rp147,3 triliun meningkat 1,5 persen dari tahun 2023. Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai Rp147,3 triliun.

"Saya kira investasi kita dari data sangat positif. Secara nasional capaian investas kita berkontribusi sebesar 8,6 . Ini semua bisa terjadi karena itu tadi, kolaborasi dan sinergi bersama," ucap Khofifah.

Pada kesempatan tersebut, ia juga mengajak seluruh kepala daerah untuk bersinergi dan berkolaborasi bersama membangun perekonomian bangsa. Sebab menurutnya, semangat Presiden Prabowo mewujudkan Indonesia Swasembada Pangan hanya akan terjadi bila ada kolaborasi antar daerah.

"Potensi dari alam itu peluangnya sangat besar sekali. Di Jatim saat ini sudah dihasilkan 13 ton gula per hektar. Sementara nasional baru 5 ton per hektar. Kalau daerah lain bisa berkolaborasi, mereplikasi apa yang sudah dilakukan oleh Jatim. Insyaallah tahun ini, hitungan saya kita bisa swasembada gula," paparnya optimis.

"Untuk daging sapi juga sama. Jatim sudah menghasilkan 5 juta ekor sapi potong, tertinggi di Indonesia. Kenapa tinggi karena di Jatim ada Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB). Milik Kementan tetapi lokasinya di Jawa Timur sehingga peternak Jatim memiliki peluang besar belajar teknologi peternakan terutama sapi. . Kalau daerah lain belajar di sini, Insya Allah dalam 3 tahun Indonesia bisa swasembada daging," imbuhnya.

Di akhir, Gubernur Khofifah juga berkomitmen bersama OJK untuk turut menyukseskan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo. Kehadiran OJK dapat menjadi guidance bagi koperasi yang belum bisa menentukan unit usahanya. Karena anggaran yang digelontorkan bisa mencapai Rp5 miliar per desa/kelurahan.

"Para kades dan lurah se Jatim kami undang untuk mendapat arahan langsung dari Menko Pangan, Mendes, wamendagri, wamen BUMN serta Wamen Koperasi. Bahkan kami juga sudah bahas bersama Dekopinwil dan semuanya setuju serta merekomendasikan agar OJK bersama menguatkan pelaksanaan Koperasi Merah Putih. Karena mereka butuh pèndampingan untuk buka unit usaha apa. Kalau dibuka saja dua unit, LPG 3 kg dan agen pupuk. Saya kira mereka bisa untung dan berkembang," pungkasnya. (dev/mar)