Pakai Jam seharga Rp 2 M, Ketua DPR tak Punya Empati kepada Orang Miskin

Pakai Jam seharga Rp 2 M, Ketua DPR tak Punya Empati kepada Orang Miskin Ketua DPR RI saat bersalaman dengan capres Amerika Serikat Donald Trump di Trump Tower, Fifth Avenue, New York, Kamis (3/9). Foto reuters/detik

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Di tengah krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia sehingga makin banyak pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Keja (PHK) ternyata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto tertangkap kamera mengenakan jam tangan yang harganya ditaksir mencapai Rp2 miliar saat bertemu dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, Kamis (3/9) lalu. Aksesoris mahal yang dikenakan Setya itu pun mendapat reaksi keras dari masyarakat.

Setnov - begitu dia biasa dipanggil - diduga mengenakan jam tangan buatan Swiss merk Richard Mille RM 011 Flyback Chronograph “Rose Gold” saat berkunjung ke Amerika pekan lalu. Dugaan tersebut muncul setelah jam tangan yang dikenakan Setnov 'mengintip' dari sela-sela pergelangan jas saat ia bersalaman dengan Trump.

Jam tersebut ditaksir memiliki harga £92.500, atau setara dengan $140.000. Jika dikonversi ke dalam rupiah, maka harga jam tersebut mencapai angka Rp2 miliar. Selain mahal, jam tersebut juga dikabarkan diproduksi terbatas oleh pembuatnya. Karena terbatas, maka harga tinggi ditawarkan bagi orang-orang yang ingin membeli aksesoris tersebut.

Pengamat Anggaran Politik dan Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi saat dihubungi CNN Indonesia, Minggu (6/9) menyatakan, jika benar jam yang dipakai Setnov seharga Rp 2 miliar, maka itu tidak pantas dan tidak mencermin empati terhadap kebanyakan warga Indonesia yang masih banyak yang miskin.

"Tidak wajar lah memakai jam tangan sangat mahal. Seharusnya Setnov itu memperlihatkan kesederhanaan. Dia itu sebagai contoh. Kalau dia memperlihatkan kekayaan, itu namanya bukan wakil rakyat, namanya jadi DPR itu ya untuk mencari uang agar bisa kaya," katanya.

Setnov berasal dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur II. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014, NTT menjadi provinsi ke-3 termiskin di Indonesia. Nomor satu adalah Papua kemudian Papua Barat.

Berdasar data BPS, penduduk miskin di NTT tahun 2014 sebesar 20,24 persen dengan total 1.009.150 jiwa. Jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 98.050 jiwa dan penduduk miskin di pedesaan sebanyak 911.110 jiwa.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO