
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 50 santri produktif Gresik berhasil menuntaskan pelatihan selama dua minggu.
Peserta berusia 18-40 tahun ini telah dibekali Diklat Pengelasan SMAW Shielded Metal Arc Welding (SMAW) di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Al-Ishlah, Bungah, Gresik.
Pelatihan ini hasil kerja sama dengan Anggota Fraksi Golkar DPR RI, Dyah Roro Esti dari Komisi VII, dan Balai Diklat Industri (BDI) Kementerian Perindustrian RI.
Ketua Kelas Angkatan ke-2, Dimas menyampaikan ucapan terima kasih dengan diadakannya diklat. Mewakili seluruh peserta, ia meminta maaf kalau ada salah dan khilaf selama mengikuti pendidikan dan pelatihan.
"Harapan kami setelah mendapatkan ilmu, skill, dan pembekalan attitude bisa segera berkarya, bekerja di perusahaan-perusahaan besar di Gresik, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE), dan Smelter PT Freeport Indonesia (FI), Manyar," ucapnya.
Sementara itu, Pembina Tim Melek Industri Lestari Widodo mengatakan, kegiatan kali ini merupakan keberlanjutan dari diklat sebelumnya. Yaitu, merespon dinamika industri yang berkembang pesat di Gresik.
"Dengan tidak meninggalkan kearifan lokal dan budaya santri, maka seluruh binaan tim Melek Industri, sesuai arahan Presiden RI Bapak Joko Widodo, para kiai sepuh adalah pekerja santri," ucap Widodo kepada BANGSAONLINE.com, Senin (17/7/2023).
Widodo menyampaikan, penyiapan kompetensi, berupa skill, ilmu, sekaligus penanaman attitude merupakan konsentrasi dan fokus progres dari tim Melek Industri ke depannya.
Karena itu, peserta benar-benar diseleksi secara ketat, dan sesuai dengan aturan dari kementerian, termasuk persebaran peserta dari berbagai wilayah desa di Kecamatan Manyar dan Bungah. Selain itu, tercatat ada beberapa dari kecamatan lain di Gresik.
"Agar ada virus positif yang tertanam pada generasi muda dalam perubahan mindset, sehingga ada bekal skill dan siap di dunia kerja," terang mantan Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Gresik ini.
Widodo menuturkan, kemitraan dari berbagai pihak untuk mendidik warga Gresik agar siap kerja, sangat diharapkan. Termasuk saat ini tim Melek Industri dipercaya oleh Dyah Roro Esti bekerja sama dengan BDI Kementerian Perindustrian, BLKK, dan pihak-pihak lain yang berikhtiar, kolaboratif, dan sinergi dalam rangka pengawalan SDM para pekerja santri.
Diharapkan, dalam setiap progres tim Melek Industri, output dari binaan peserta diklat yang telah dibekali kompetensi dapat dikaryakan, dipekerjakan di perusahaan besar Gresik.
Khususnya, wilayah terdekat. Yaitu, perusahaan di kawasan JIIPE seperti Smelter PT Freport Indonesia berikut subcon-subconnya, Sari Roti, Singyi, Hailiyang dan lainnya.
"Semoga usaha maksimal, ikhtiar tim Melek Industri selalu mendapatkan dukungan, supporting berbagai pihak, baik pemerintah pusat, DPR RI, kementerian terkait, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, sampai tingkat kecamatan serta desa-desa dan beberapa stakeholder lainnya," harapnya.
Widodo menambahkan, ikhtiar diklat ini dilakukan agar ke depan warga Gresik istilahnya "tidak hanya menjadi penonton atau buruh di negeri sendiri".
"Mari kita berbuat maksimal, sehingga terwujud berkah bonus demografi kewilayahan sesungguhnya. Mengurangi kemiskinan di Kabupaten Gresik sesuai dengan Komitmen dari Nawakarsa Bupati dan Wakil Bupati Gresik serta bentuk penegakan Perda Ketenagakerjaan Lokal yang wajib mempekerjakan 60 persen warga Gresik dalam dunia industri," tutupnya.
Tim BDI Kementerian Perindustrian RI, Retna Erry Triyana, mengucapkan terima kasih atas kerja keras tim Melek Industri sebagai gerakan masyarakat yang fokus dan peka dalam menyongsong dunia industri.
"Tugas kami adalah melaksanakan pendidikan, pelatihan untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) industri yang cakap dan cerdas," katanya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014, tim BDI menciptakan wirausaha industri, pembinaan industri, tenaga kerja industri, dan konsultan industri.
"Target kami progresnya mulai tahun 2013, sudah rampung 400.000 lulusan diklat. Output kami adalah bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri, meningkatkan kompetensi calon pekerja, terakhir pengurangan pengangguran terbuka," katanya. (hud/git).