Petani Sayur Organik Binaan PT Holcim Tuban Masih Terkendala Pemasaran

Petani Sayur Organik Binaan PT Holcim Tuban Masih Terkendala Pemasaran Khomsatun menunjukkan hasil sayuran organik yang ada di lahannya tepatnya berada di samping rumahny. (foto: suwandi/BANGSAONLINE)

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Gara-gara kesulitan memasarkan, sejumlah petani sayuran organik di bawah binaan PT Semen Holcim Tuban menjadi sulit berkembang. Akibatnya, setiap kali kali panen raya, hasil panen para petani organik tersebut terpaksa dikonsumsi sendiri bahkan juga dibagikan tetangga.

Seperti yang dialami Khomsatun (42), petani sayur organik asal Desa Karang Asem, Kecamatan Jenu, Tuban saat ditemui BANGSAONLINE.com, Jum’at (19/6) di rumahnya. Ia mengatakan, setiap kali panen raya para ibu-ibu petani sayur organik merasa kebingungan untuk menjualnya. Sebab, saat ini belum ada pasar yang khusus menjual sayuran organik.

“Bingung menjualnya, ya terkadang dikonsumsi sendiri, terkadang ya dibagikan tetangga,” keluh ibu rumah tangga yang nyambi sebagai penjahit ini.

Sejak menjadi petani sayuran organik pada 6 bulan lalu sampai sekarang, sayur organik yang sudah dihasilkan Khomsatun di antaranya adalah kangkung, pare, sai, terong ungu, labu kendi, tomat, pak coi, gambas dan kailan. 

“Keadaan ini lah yang membuat ibu-ibu disini sudah tidak semangat lagi untuk menjalankan program ini,” akunya.

Dijelaskan Khomsatun, saat ini lahan yang digunakan untuk menanam sayuraan organik ada tiga petak. Lahan pertama, luasnya sebesar 4x6 meter, sedangkan lahan kedua dan ketiga masing 2x8 meter dan 3x4 meter. Dari ketiga lahan tersebut yang paling aktif atau banyak sayuran yakni petak 1. “Lahan yang ini (2 dan 3) belum diolah secara maskimal, karena masih celeng-celeng (nabung, red) uang untuk mengembangkannya,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Coorporate Communication East Java PT Holcim Tuban, Indriani Siswati ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa program tersebut diagendakan, awalnya karena PT Holcim ingin membantu masyarakat agar bisa mengkonsumsi sayuran organik sendiri. Selain itu, keberadaan sayuran organik itu diharapkan sebagai nilai tambah ekonomi warga sekitar.

“Kalau soal pemasaran, saat ini sedang diproses, baik ke swalayan di Tuban maupun di kota-kota lain akan ditawari sayuran organik ini,” jawabnya. (wan/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO