Kemarau di Bojonegoro Tahun Ini Diprediksi Lebih Maju dan Lebih Panjang

Kemarau di Bojonegoro Tahun Ini Diprediksi Lebih Maju dan Lebih Panjang Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo memprediksi kemarau tahun ini lebih maju dan panjang. Foto: Eky Nurhadi/BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Musim kemarau di Bojonegoro tahun ini lebih maju dan diprediksi lebih panjang dari pada tahun sebelumnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab setempat menetapkan kemarau di Kota Ledre mulai awal Juni dan diprediksi akan berakhir pada bulan Oktober mendatang.

"Sesuai prediksi BMKG Jawa Timur bersama BPBD, musim kemarau akan terjadi selama lima bulan kedepan," ujar Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo usai rapat koordinasi dengan Satuan Kerja (Satker) di Gedung Pemkab setempat, Kamis (28/5/2015).

Menurut Andik, kemarau tahun ini lebih maju dua dasarian (20 hari x 2) atau 40 hari sebelum musimnya. Hal itu berbeda dengan tahun lalu. Saat itu kemarau baru mulai terasa pada akhir bulan Juni hingga awal Agustus 2014. Selain itu, pada akhir bulan Oktober curah hujan juga sudah mulai turun, sehingga kemarau pada tahun lalu tidak terlalu parah.

"Tahun lalu hanya tiga bulan (kemarau di Bojonegoro,red)," sambungnya.

Dampak musim kemarau itu, kata dia, adanya peningkatan suhu udara yang panas, sehingga berimplikasi pada bencana kebakaran dan kekeringan. Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan menjaga barang-barang yang mudah terbakar.

"Seluruh kepala desa juga kita perintahkan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka menghadapi musim kemarau ini," katanya

Pada musim kemarau ini, BPBD menjamin kepada masyarakat Bojonegoro yang terdampak kekeringan akan tercukupi kebutuhan air bersih. BPBD akan melakukan pengeboran puluhan titik sumur di wilayah terdampak dari barat hingga timur Bojonegoro.

"Kami mendapat bantuan alat bor sumur dari Pemerintah pusat, saat ini sudah mulai kita lakukan pengeboran di wilayah selatan (Kecamatan Sekar,red)," ujarnya.

Sementara itu, pada tahun 2014 lalu di Bojonegoro ada sebanyak 74 Desa yang terdampak kekeringan, jumlah itu tersebar di 21 Kecamatan. Sedangkan pada tahun 2015 ini menurun menjadi 43 desa yang diprediksi terdampak kekeringan. Sebanyak 30 desa akan ditangani BPBD dan 13 desa ditangai dinas terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan lainnya.

"Dengan melakukan pengeboran sumur itu, target kami di Bojonegoro tidak ada lagi wilayah yang terdampak kekeringan," pungkasnya. (nur/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Musim Kemarau Tahun ini Tak Sesuai Harapan Pengrajin Batu Bata Merah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO