"Kota Probolinggo ini saya rasa tidak pernah absen dalam segala bentuk inovasi dan apresiasi. Memang harus ada embrio-embrio yang memberikan penguatan bahwa SDM lokal siap bersaing dalam tataran nasional maupun global, dan itulah yang dilakukan oleh Kota Probolinggo," tegas Khofifah.
Khofifah mencontohkan, terdapat produk UMKM terkenal di Probolinggo yakni produk bordir yang sangat indah apalagi jika di bordir bermotif pemandangan keindahan Gunung Bromo.
"Bordir ini bisa dijadikan souvenir bagi para wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo. Saya melihat hasil produk bordir ini sungguh luar biasa. Kalau terus dikembangkan akan menjadi sumber pendapatan yang luar biasa," ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa panorama keindahan Gunung Bromo bisa diabadikan melalui motif bordir yang di desain tidak terlalu besar sehingga ketika dibawa pulang menjadi souvenir ataupun buah tangan bisa menjadi ciri khas produk UMKM asal Kota Probolinggo.
Pihaknya meyakini, pengembangan produk bordir ini jika dilakukan secara masif akan meningkatkan desa devisa baru bagi penduduk di Kota Probolinggo. Diharapkan, Desa bordir di Kota Probolinggo bisa dipersiapkan lebih serius untuk menjadi desa devisa.
"Dua tahun terakhir ini, kita memasifkan desa devisa. Terutama yang mendapatkan SK dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sehingga nantinya permodalan, pendampingan hingga akses pasarnya akan di support. Semoga ini menjadi desa devisa yang memiliki keunikan tertentu," pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan, acara ini menjadi laporan pertanggungjawaban kerja nyata sekaligus refleksi kepemimpinan Wali Kota Probolinggo yang memasuki tahun keempat.
"Alhamdulillah di Kota Probolinggo telah berdiri rumah sakit yang secara fisik telah selesai dibangun dan akan dioperasionalkan sehingga bisa dimanfaatkan oleh warga Probolinggo dan sekitarnya," ungkapnya.(dev/git)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News