"Malu, Jika Muktamar NU Rame, Muktamar Muhammadiyah Kondusif"

"Malu, Jika Muktamar NU Rame, Muktamar Muhammadiyah Kondusif" Suasana pelantikan PCNU Bojonegoro masa bakti 2013-2018. Foto: pcnu bojonegoro

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro KH Achmad Maimun Syafii mengingatkan agar Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang pada 1 – 5 Agustus 2015 jangan sampai berujung ramai hanya karena memaksakan sistem pemilihan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) untuk Rais Am.

”Yang repot, pada waktu itu juga Muhammadiyah mengadakan Muktamar. Kalau (Muktamar) kita rame, sedang Muktamar Muhammadiyah berlangsung kondusif, kan malu kita,” kata Kiai Achmad Maimun Syafii kepada BANGSAONLINE.com kemarin malam (Minggu, 24/5/2015).

Menurut dia, untuk menghindari konflik atau rame sebenarnya mudah. Semua pihak harus istiqamah dan kembali kepada pedoman organisasi.

”Setiap organisasi kan ada Qur’an dan Haditsnya,” katanya. Artinya, setiap organisasi sudah ada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

”Kalau tak sesuai dengan AD/ART jangan dipaksakan,” katanya sembari menyatakan AD/ART yang sudah jelas tak usah ditafsir lagi dengan berbagai penafsiran.

Ia mengaku hadir dalam dua pertemuan yang digelar PWNU Jawa Timur, baik di Ploso Kediri maupun di Sidogiri Pasuruan. ”Kiai Miftah (Miftahul Achyar-red) menyampaikan AHWA dengan alasan-alasannya,” katanya.

Diantaranya untuk menangkal riswah. “Tapi orang yang menolak AHWA kan berpendapat bahwa AHWA tidak bisa menjamin bersih dari riswah,” katanya.

Lagi pula, menurut dia, juga sulit mencari figur kiai yang akan didudukkan sebagai anggota AHWA. ”Personelnya siapa. Sekarang kan sulit. Misalnya anggota AHWA harus adil, harus mujtahid mutlak. Tapi apa ada manusianya,” katanya.

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO