MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Warga Nahdlatul Ulama (NU) -terutama kader muda NU – yang bergerak di bidang ekonomi berusaha membangkitkan semangat Nadhlatut Tujjar, organisasi kebangkitan para saudagar NU yang didirikan para kiai pada 1918.
Mereka mengatasnamakan “Indonesia Nahdlatut Tujjar An-Nahdliyah” yang disingkat INTAN. Lembaga ini dipimpin KH Abdul Malik, Gus Ali, Mukhas Syarqun, Ahmad Choiri dan kader NU yang lain.
BACA JUGA:
- Positif Usung Gus Barra, 5 Parpol Tak Buka Penjaringan Cabup Mojokerto
- Dibantu Gus Barra, Ibu Lahirkan Bayi Kembar, Dua Anaknya Dinamakan Barra
- Gus Barra Punya Potensi Tinggi Menang, Gerindra Tak Buka Pendaftaran Cabup Mojokerto
- Ketua PPP Jatim Nyai Mundjidah: Tak Buka Penjaringan, sudah Calonkan Gus Barra
Sebagai langkah awal, Intan menggelar acara “Ngaji Ekonomi” dan Bedah Buku Kiai Miliarder Tapi Dermwan karya M Mas’ud Adnan di Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim, Pacet Mojokerto, Kamis (27/2022).
Acara ini difasilitasi Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.
Ngaji Ekonomi itu dimulai dengan bedah buku. Kiai Asep menjadi nara sumber bersama M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com yang juga penulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan tersebut.
Menurut Kiai Asep, kondisi ekonomi Indonesia masih belum memihak pada umat Islam, terutama warga NU. “Dulu pada tahun 1974 pabrik-pabrik milik orang asing. Saat itu saya masih berpikir, gak apa-apa, toh presidennya orang Indonesia, gubernurnya orang Indonesia, bupatinya juga orang Indonesia. Dengan demikian kebijakannya pasti memihak bangsa Indonesia,” kata Kiai Asep di hadapan sekitar 150 para pimpinan pondok pesantren dan kader NU yang bergerak di bidang ekonomi.
Ternyata hingga sekarang juga tak berubah. “Sekarang ekonomi malah dikuasai orang-orang yang kontribusinya tak jelas saat perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Karena itu, Kiai Asep mendorong agar kebangkitan semangat Nahdlatut Tujjar itu terus digelorakan.“Mereka harus diberi semangat. Yang penting semangat dulu agar terus bergerak,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com seusai menjadi nara sumber bedah buku dalam acara tersebut.
Menurut dia, semangat Nahdlatut Tujjar itu harus dimasifkan sehingga menjadi kesadaran kolektif bangsa Indonesia. Paling tidak, warga NU memiliki perspektif yang sama dalam berpikir tentang kemandirian ekonomi.
(Salah satu produk ekonomi yang dipamerkan dan dipasarkan dalam acara Ngaji Ekonomi dan Bedah Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Kamis (27/10/2022).
Mas’ud Adnan, penulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan mengatakan bahwa Nahdlatut Tujjar didirikan para kiai berawal dari kesadaran ekonomi kaum pribumi yang mengalami penindasan dari penjajah Belanda.