Inilah Butir-Butir Klarifikasi Irjen Teddy Minahasa, Calon Kapolda Jatim yang Gagal Dilantik

Inilah Butir-Butir Klarifikasi Irjen Teddy Minahasa, Calon Kapolda Jatim yang Gagal Dilantik Irjen Teddy Minahasa Putra. Foto: wikipedia

JAKARTA, BANGSAONLINE.com Nasib Irjen Teddy Minahasa Putra benar-benar apes. Hanya kurang empat hari dilantik sebagai Kapol JawaTimur, tiba-tiba ditangkap karena dianggap terlibat dalam penyaluran narkoba.

Namun ia melakukan . Apa katanya?

Silakan baca tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA edisi hari ini, Senin 17 Oktober 2022. Atau di BANGSAONLINE.com di bawah ini.

SAYA bingung membaca keterangan pribadi Irjen Pol Teddy Minahasa ini. Yang Anda juga sudah membacanya lewat medsos. Yang beredar luas sejak dua hari lalu.

Saya bingung membaca butir 2b ini:

"Pada tanggal 23 Juni 2022 ada orang yang pernah menipu saya soal informasi penyelundupan narkoba seberat 2 ton melalui jalur laut bernama Anita alias Linda, yang membuat saya rugi hampir 20 M untuk biaya operasi penangkapan di Laut China Selatan dan sepanjang Selat Malaka dari kantong pribadi, menghubungi saya untuk minta melanjutkan kerja sama dengan saya yaitu menjual pusaka kepada Sultan Brunei Darussalam serta minta biaya operasional untuk berangkat ke Brunei Darussalam."

Saya bingung membaca kalimat panjang itu. Apa hubungannya Polda Sumatera Barat dengan narkoba di Selat Malaka. Bukankah wilayah laut Polda Sumbar adalah Lautan Hindia.

Kebingungan saya itu mungkin akibat kalimat Teddy yang terlalu panjang: 52 kata. Atau lebih. Tolong hitungkan ulang. Seorang juara di Akpol angkatan 1993 ternyata begitu panjang kalau membuat satu kalimat.

Bukankah tanggal 23 Juni 2022 itu Teddy sudah menjabat kapolda Sumbar? Apa hubungannya dengan Laut China Selatan? Bahkan sampai menghabiskan dana pribadi Rp 20 miliar?

Setelah saya baca ulang, ternyata maksudnya begini: tanggal 23 Juni 2022 itu Linda menghubungi kembali Teddy, yang sudah menjabat kapolda Sumbar. Rupanya sudah lama keduanya tidak berhubungan. Atau masih berhubungan. Tapi hubungan kali itu bukan soal Laut China Selatan lagi. Tapi soal benda pusaka.

Rupanya Teddy punya banyak benda pusaka.

Linda atau juga dipanggil Anita, mau menjualkan benda pusaka milik Teddy ke Sultan Brunei. Linda minta uang ke Teddy untuk biaya ke Brunei Darussalam.

Butir 2b itu masih ada kelanjutannya:

"Namun saya tidak berikan dan saya tawarkan untuk berkenalan dengan Kapolres Kota Bukittinggi karena ybs ada barang sitaan narkoba".

Dari situlah Linda bertemu Kapolres Bukittinggi. Sehingga Teddy dianggap menjadi perantara narkoba sitaan.

Bacalah butir c berikut ini:

"c. Sesungguhnya, niatan saya adalah untuk melakukan penangkapan terhadap Linda yang akan dilakukan oleh Kapolres Kota Bukittinggi dengan tujuan:

1. Anita alias Linda masuk penjara dan terbalaskan kekecewaan saya, saat dibohongi selama operasi penangkapan di Laut China Selatan dan Selat Malaka.

2. Kapolres Kota Bukittinggi mendapatkan reward dari pimpinan karena berhasil menangkap langsung Anita alias Linda".

Saya tidak tahu apakah ini skenario bikinan setelah ditangkap atau memang niatnya seperti itu. Yakni agar kapolres menangkap wanita itu setelah Linda menerima narkoba sitaan.

Pertanyaannya: apakah ada bukti bahwa Teddy memberi instruksi seperti itu kepada kapolres.

Dalam butir selanjutnya Teddy menjelaskan bahwa polisi punya teknik menangkap orang dengan cara seperti itu. Namanya: teknik delivery control.

Lihat juga video 'Kejari Gunungkidul Musnahkan Belasan Barang Bukti Tindak Pidana':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO