Pernah Tak Lulus Tes Perguruan Tinggi, Mahasiswi Berjilbab Ini Kuasai Kultur Jaringan Porang

Pernah Tak Lulus Tes Perguruan Tinggi, Mahasiswi Berjilbab Ini Kuasai Kultur Jaringan Porang Dahlan Iskan

Hampir saja tidak lulus lagi.

Tiga gelombang pengumuman tidak menyebutkan namanyi. Baru di gelombang terakhir sejumlah calon mahasiswa yang sulit lulus itu diminta membuat karya tulis. "Saya menulis tentang kelapa sawit. Bahan saya ambil dari internet. Saya diterima," katanyi.

Dari perkuliahan di Magelang tahu salah satu dosennyi ahli : Pranowo. Sampai pun dia tahu Pranowo tidak hanya ahli ilmunya tapi juga ahli membuat uang dari ilmu itu.

Pranowo memang dikenal sebagai pengusaha bibit anggrek berbasis . Pranowo sukses di bisnis itu.

"Kok di Sulsel belum ada pengusaha ya. Saya pun ingin tahu," ujar . Dia pun minta untuk bisa belajar di laboratorium milik dosennyi itu.

"Waktu itu bulan puasa. ingin memulai setelah Lebaran. Saya pikir paling cepat 10 hari setelah Lebaran," kisah Pranowo. "Lima hari setelah Lebaran dia sudah datang," ujar Pranowo. "Berarti anak ini punya kemauan keras," tambahnya.

Kebetulan ada Covid. Perkuliahan berubah ke online. memanfaatkan waktu pandemi untuk tenggelam di lab. "Pernah sampai jam 2 malam," katanyi.

Waktu itu harga lagi gila-gilaan. Minat menanam meluas. Pun sampai Sulsel. Harga bibit melonjak sampai Rp 150.000/kg. Belum ada teknik di . pun masuk ke sana.

"Itulah kali pertama saya dengar nama ," ujar mengenang.

Dua tahun kemudian sudah menguasai . Sudah sering diminta jadi penceramah bidang itu. Termasuk di seminar nasional seperti kemarin.

"Berapa nilai penampilan kemarin?" tanya saya kepada dosennyi itu.

"Sebenarnya saya ingin memberi nilai 9. Tapi saya turunkan jadi 8,5," ujar Pranowo.

"Anak ini rajin. Saya tidak pernah menyuruh ke laboratorium. Tetap saja setiap habis salat Subuh pasti sudah ke laboratorium," kata Pranowo.

Ia tahu itu. Pranowo sendiri biasa ke lab pukul 06.00. Selalu saja sudah ada botol-botol kontaminasi. Lalu ada material yang akan diperiksa di lab.

Kelebihan lain , katanya, dalam hal membaca. Ini jarang dilakukan oleh mahasiswa Polbangtan. Terutama membaca buku dalam bahasa Inggris. "Dia juga membaca buku-buku saya yang dalam bahasa Inggris. Lalu membuat ringkasannya," kata Pranowo.

Itu jelas merupakan hasil pemanfaatan waktu yang baik setelah tidak lulus tes masuk dulu.

masih berniat mendalami satu tanaman pangan lagi: bawang putih. "Lebih sulit tapi menantang," katanyi. "Ternyata sulit sekali untuk mendapatkan embrionya. Embrio itu ada di daging bawang putih," katanyi.

Bibit bawang putih sangat mahal. Bisa antara Rp 40.000 sampai Rp 50.000. Per kilogram. Padahal tiap tahun diperlukan lebih 50 juta bibit bawang putih. Begitu banyak bawang putih yang terpakai untuk bibit.

Kalau saja berhasil lagi, tentu problem nasional bawang putih akan teratasi. Tapi tetaplah yang masih mahasiswi: apakah sudah tepat kalau harus mendapat beban seperti itu.

"Kalau saya, demi anak-anak didik, penginnya mereka nanti jadi pengusaha yang ilmuwan atau ilmuwan yang jadi pengusaha." (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video '3 Mobil dan Becak Motor Tertimpa Pohon Tumbang di Makassar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO