
SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Distribusi sebanyak 2.500 dosis vaksin sebagai pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk ternak di Sampang sudah tuntas. Plt Kabid Peternakan DPKP Sampang, Arif Firman Hakim, memastikan hal tersebut.
Meski sudah disuntik vaksin PMK, ada sepuluh sapi milik peternak yang mati. Dari sepuluh ekor tersebut, di antaranya tiga ekor di Kecamatan Kedungdung, empat di Gunung Maddah, dan tiga di Kara.
"Hasil laporan terakhir dari tim kesehatan di bawah, ada sepuluh ekor sapi milik peternak mati setelah disuntik vaksinasi pencegah PMK," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (13/7/2022).
Ia mengungkapkan, tidak semua sapi milik peternak yang mendapatkan vaksinasi dari pemerintah itu sehat, karena vaksinasi hanya untuk pencegahan penularan PMK di luar badan. Sedangkan untuk mengetahui sapi terpapar PMK harus dilakukan tes darah.
"Vaksinasi itu hanya untuk kekebalan tubuh sapi, sedangkan PMK menyerang didalam tubuh sapi," ungkapnya.
Menurut dia, antisipasi yang dilakukan oleh tim kesehatan dengan cara melakukan penyuntikan vaksinasi belum diketahui secara pasti bahwa sapi milik peternak benar-benar normal, hanya saja petugas kesehatan mengecek secara fisik.
"Masa inkubasi PMK tersebut penularannya 14 hari, bisa jadi dari 1-3 hari paparan masuk ke tubuh sapi setelah dilakukan vaksinasi," tuturnya.
Kendati demikian, DPKP Sampang tetap optimis untuk mencegah penyebaran PMK. Bahkan, Pendistribusian vaksinasi ada tiga tahap, yang pertama sudah selesai, tinggal tahap kedua dan ketiga.
"Meski ada sapi yang mati setelah dilakukan vaksinasi, Disperta-KP akan mendistribusikan vaksin tahap dua dan tiga," pungkasnya. (tam/mar)