Pedagang Pasar Kliwon Pesimis dengan Konsep Pasar Syariah Walikota Mojokerto

Pedagang Pasar Kliwon Pesimis dengan Konsep Pasar Syariah Walikota Mojokerto Los-los Pasar Kliwon banyak yang tutup karena pedagang terus merugi. (Yudi Eko Purnomo/BANGSAONLINE)

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Konsep merubah Pasar Kliwon menjadi Pasar Syariah yang dicanangkan Walikota Mojokerto untuk menghidupkan pasar yang baru menyedot uang negara Negara senilai Rp 2,2 miliar untuk rehab disambut apriori sejumlah pedagang setempat. Beberapa pedagang beramsumsi, rencana tersebut malah hanya menyulitkan tatanan yang ada karena harus menjalankan teori bagi hasil dengan Pemkot.

Konsep ini, kata mereka, juga diyakini tak akan banyak merubah kondisi pasar yang sepi. "Mas, Mas konsep Pasar Syariah malah bikin kita tambah rugi karena harus bagi hasil dengan Pemkot atau yang lain. Setiap harinya, kita bisa untung saja sudah bagus kok," kata Khoirul H seorang pedagang kepada BANGSAONLINE.com siang tadi (23/4).

Menurut ia, rehab pasar tradisional ini menjadi pasar modern tidak bisa mengembalikan kejayaan Pasar Kliwon era tahun 90'an. Kondisi pasar yang terletak di jantung kota ini kita sangat sepi. "Sekarang sepi. Sangat jarang ada pembeli mau kemari," terangnya.

Dari pantauan wartawan dilapangan, sejumlah los di pasar dua lantai ini banyak yang tutup. Celakanya lagi, di sudut-sudut pasar ini malah digunakan tidur siang penghuni pasar ini.

Sejumlah pedagang menyarankan, jika Walikota mau merubah pasar ini, jangan menggunakan metode Syariah namun masukan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memenuhi Jalan Niaga.

"Kalau mau pasar ini rame, masukkan seluruh PKL di Jalan Niaga. Saya yakin para pembeli akan datang sendiri. Selama ini, mereka pilih drive thru di jalan itu timbang ke Pasar Kliwon yang harus parkir dan jalan masuk," ungkapnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO