IKN Tak Bisa Meledak Seperti Jakarta, karena ​Faktor Air dan Jalan, ini Beberapa Solusi

IKN Tak Bisa Meledak Seperti Jakarta, karena ​Faktor Air dan Jalan, ini Beberapa Solusi Dahlan Iskan di IKN. Foto: disway

Hanya saja, Anda sudah tahu, jalan tol baru itu hanya membawa berkah untuk investornya.

Pilihan berikutnya: langkah yang sangat besar. Yakni membangun tol layang di atas pantai Balikpapan. Dari bandara Sepinggan, melengkung sampai dekat Kampung Baru. Langsung nyambung ke jembatan di atas laut. Melengkung tinggi di atas Teluk Balikpapan. Semua berstatus jalan tol. Begitu turun jembatan tol-nya bisa berakhir. Sudah nyambung ke jalan lama poros Banjarmasin-Samarinda. Dari arah berlawanan menuju Sepaku.

Ini akan bersejarah.

Jalan tol di atas laut itu –dan jembatan panjang di atas teluk itu– tidak harus pakai uang negara. Proyek itu bisa dibangun secara komersial. Sudah ada peminatnya. Sudah ada kajiannya. Sudah ada desain teknisnya. Semua izin daerah pun sudah pernah selesai.

Persoalan yang muncul, kala itu, tinggal satu: harus berapa meter tinggi jembatan. Yang melengkung di atas Teluk Balikpapan itu. Jangan sampai mengganggu kapal yang lewat di bawahnya.

Itulah yang dulu menghambat. Proyek itu pun tidak terlaksana.

Di dalam Teluk Balikpapan itu memang ada pelabuhan besar. Sebagai pengganti pelabuhan lama di dalam kota. Di dekat kilang-kilang minyak Pertamina. Yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi itu.

Investornya, kala itu, merencanakan setinggi 45 meter. Dianggap lebih dari cukup. Itulah desain yang ekonomis. Itu sudah tinggi sekali.

Pemberi izin, kalau tidak salah, menginginkan 65 meter.

Dua teori itu saling bertahan. Tidak pernah bisa menemukan keputusan.

Tapi dengan gaya pemerintahan sekarang soal ketinggian itu pasti bisa diterobos. Melarang total ekspor produk sawit saja berani. Apalagi hanya soal ketinggian jembatan. Upil.

Dengan tol di atas laut ini tidak hanya IKN yang menikmati. Juga masa depan. Bahkan masa kini. Ups... Masa lalu pun ikut mengagumi.

Itu keinginan lama di Balikpapan. Agar kalau menyeberang ke Penajam tidak perlu lagi pakai speedboat. Banyak orang yang menyeberang di sini. Mereka selalu mendongak ke atas: kapan ada jembatan melintang di atasnya.

Lalu-lintas penyeberangan di sini sangat ramai. Ini jurusan besar. Menuju ibu kota . Terus lagi ke Paser induk. Lanjut ke Tanjung, Barabai, Martapura akhirnya ke Banjarmasin.

Poros itu, terutama dari Balikpapan sampai Tanjung, telah jadi aorta besar ekonomi: minyak, batu bara, sawit.

Banyak yang memilih menyeberang dengan speedboat karena ingin cepat. Tentu mobil tidak bisa naik speedboat. Harus naik fery. Memutar. Jauh.

Atau lewat jembatan baru. Lebih jauh lagi. Tapi ini Jembatan Abunawas. Jembatannya sudah lama jadi. Jalan ke jembatan itu yang belum ada.

Pilihan lain memutar lebih jauh lagi. Lewat Samboja, Sepaku, IKN, Panajam Paser Utara.

Rasanya membangun tol yang terakhir itu lebih tepat. Sekaligus mengatasi persoalan mendasar di sana.

Maka kalau pilihannya itu, kehadiran IKN di Sepaku bisa membawa berkah nyata di daerah. Sekarang dan untuk jangka yang sangat panjang.

Ikut kakek nenek. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Usai Diperiksa Bareskrim, Edy Mulyadi: Saya Minta Maaf Sedalam-dalamnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO