"Sejauh ini, tanaman yang bukan endemik di Gunung Kelud bila ditanam akan mati. Yang cocok ditanam di Puncak Kelud itu selama ini adalah jenis tanaman anggrung, sejenis tanaman kersen dan tanaman kaliandra," katanya.
Sedangkan Ali Makruf, perwakilan SAR Kelud, berharap ke depan sampah di kawasan Wisata Gunung Kelud dapat dipilah untuk dipisahkan sehingga bisa bernilai ekonomi. "Sampah akan banyak, biasanya jika wisatawan yang datang terutama di hari Sabtu-Minggu," ujar Ali.
Sementara dr. Ari Purnomo Adi, Koordinator ARPL Kediri, menyatakan siap membantu penanganan masalah sampah yang selalu menjadi problem di kawasan wisata di mana pun berada. ARPL juga siap bergabung dengan tukang ojek, PKL, serta SAR Kelud untuk melaksanakan penghijauan.
Ia sependapat, bahwa penghijauan di lereng Gunung Kelud harus menggunakan tanaman yang cocok untuk wilayah pegunungan, seperti matoa, alpokat, durian, jambu mete, nangka, sukun, dan ketepeng.
"Prinsipnya Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Kediri siap bergabung bersama kawan-kawan pengojek, PKL, SAR Kelud, dan warga Desa Sugihwaras, untuk menghijaukan hutan di kawasan Gunung Kelud dan siap mendukung Sugihwaras menjadi desa wisata berwawasan lingkungan," kata dokter nyentrik itu. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News