Tarik Pelanggan, Pasutri di Kediri Padukan Kedai Kopi dengan Kebun Bunga Bougenville

Tarik Pelanggan, Pasutri di Kediri Padukan Kedai Kopi dengan Kebun Bunga Bougenville Heni Ifawati, pemilik kedai kopi kali sekaligus pemilik kebun bunga Bougenville saat merapikan ranting bunga Bougenville jenis sakura di Jalan Erlangga, Katang, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini, ternyata tidak membuat Heni Ifawati (42) menyerah begitu saja. Setelah kedai sate kambing miliknya tidak bisa dilanjutkan, ibu 2 putra ini membangun kedai kopi yang dipadu dengan kebun bougenville.

Heni Ifawati, yang asli warga Desa Beduk, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten membangun kedai yang diberi nama Kedai Kopi Kali di belakang kebun bougenville. Kedai ini baru dibuka 4 Agustus 2021 lalu.

Orang yang setiap hari lalu-lalang di Jalan Erlangga, tepatnya di Dusun Katang, Desa Sukorejo, Kecamatan Ngasem Kabupaten , pasti melihat kebun bougenville yang nya sedang bermekaran di sisi utara Jalan Raya -Malang itu.

Kedai kopi kali ini dari luar memang tak terlihat jelas, karena tertutupi kebun bougenville. Tapi, begitu pengunjung menuju ke arah belakang kebun, terlihatlah kedai yang tertata apik dan sangat alami dengan diselingi bougenville beraneka warna.

Kepada BANGSAONLINE.com, Heni menceritakan ide awal mendirikan kedai yang dipadu kebun bougenville bersama suaminya. Heni mengaku senang memasak dan kuliner, sedangkan Eko Bintoro-suaminya, sejak lama hobi menanam bougenville.

"Setelah warung sate kambing kami tidak bisa bertahan, lalu muncul ide membangun kedai yang dipadu dengan kebun bougenville. Lalu ide itu kami wujudkan dan akhirnya berdirilah kedai kopi kali ini yang dipadukan dengan kebun Bougenville ini," tutur Heni, Senin (16/8).

Menurut Heni, di kedai-nya tersebut tersedia berbagai macam jenis makanan dan minuman dengan harga bersahabat. Harga termahal barang kali hanya bebek goreng yaitu Rp 23 ribu/porsi.

"Kami juga memberikan suvernir berupa satu vas , untuk pembelian makanan dan minuman dengan kelipatan Rp 30 ribu. Tapi bukan bougenville yang diberikan, melainkan brokoli, sambangdara, rambusa, dan asoka," jelasnya.

Heni mengatakan, bougenville memiliki banyak jenis dan warna. Tanaman hias yang akrab dengan nama kertas karena kelopaknya tipis seperti kertas ini digemari karena perawatannya yang cukup mudah.

Di kebun nya ada sekitar 2.000 polybag besar dan kecil. Sedangkan harga bougenville itu berkisar antara Rp 40 ribu sampai Rp 15 juta/pohon. Harga juga tergantung besar kecilnya pohon dan karakter pohon. Kalau berkarakter bonsai semakin mahal.

"Yang membeli bougenville hasil budi daya kami ini, selain dari , juga ada yang dari Malang, Sidoarjo, dan Surabaya. Mungkin mereka pas lewat, melihat kebun bougenville lalu mampir sekalian makan di kedai kami," tutupnya.

Seperti diketahui, pertama kali bougenville diberi nama oleh penemunya, Sir Louis Antoine de Bougainville yang merupakan Prajurit Angkatan Laut Perancis.

Makin berkembangnya waktu, bougenville yang cantik itu ditemukan pula di Amerika Selatan, Brazil, Peru, hingga Argentina bagian selatan, termasuk di Singapura. Ada puluhan jenis bougenville yang tumbuh dan berkembang di dunia saat ini. (uji/ian)

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO