KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wereng batang cokelat (WBC) mulai ditemukan di lahan tanaman padi milik petani di Kelurahan Ngampel dan Gayam, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Hal itu diketahui dari hasil monitoring Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri, Senin (28/6/2021) lalu.
Menyikapi hal tersebut, Selasa (29/6/2021) kemarin, DKPP bersama para petani yang tergabung dalam 2 kelompok tani Kelurahan Ngampel dan 1 kelompok tani Kelurahan Gayam, melakukan aksi gerakan pengendalian (gerdal) dengan menggunakan agen hayati.
Baca Juga: Gelar Sosialisasi Perluasan Imunisasi HPV, Kepala Dinkes Kota Kediri Tegaskan Hal ini
"Dari temuan yang kita dapati, meski tidak banyak tapi tetap harus diwaspadai. Saat ini kami bersama para petani, melakukan pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati untuk mengendalikan populasi dari wereng batang cokelat ini," ungkap Mohamad Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri, Selasa (29/6/2021).
Agensia Hayati merupakan suatu program dari Kementerian Pertanian. Hal ini berkenaan dengan kelestarian lingkungan hidup. "Sekitar pada tahun 70-an dan 80-an pestisida kimia ini digunakan secara besar-besaran karena dinilai efektif mengatasi hama, namun efek samping yang ditimbulkan kepada lingkungan ini jadi tidak baik," terang Ridwan.
Harusnya, lanjut Ridwan, hama-hama itu punya musuh alami, seperti wereng punya musuh alami berupa laba-laba, lady bug. Tapi karena adanya pestisida kimia, musuh alami dari hama ini juga ikut mati. Akibatnya susun rantai makanan juga terganggu.
Baca Juga: Putus Rantai Penyebaran PMK, DKPP Kota Kediri Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Pasar Hewan
Buntut dari kerusakan lingkungan ini membuat pemerintah akhirnya mulai kembali menggalakkan pertanian berkelanjutan dan dibudidayakan secara sehat menuju ke pertanian organik.
Salah satu upayanya adalah dengan menggunakan pestisida alami atau dikenal dengan agensia hayati. "Sebisa mungkin kita minimalisir penggunaan pestisida kimia," tandas Ridwan.
Sementara itu, Ita Sachariani, Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan DKPP Kota Kediri menambahkan tentang penanganan menggunakan agensia hayati ini dengan memanfaatkan peran dari musuh alami hama yang berupa makhluk hidup juga.
Baca Juga: Sosialisasikan Penertiban PKL Jalan Dhoho, Pemkot Kediri Dirikan Posko Pemantauan
"Pestisida dengan agen hayati ini memanfaatkan organisme dan mikroorganisme seperti bakteri, virus yang membantu mengendalikan hama-hama yang membahayakan tanaman sehingga menimbulkan kerusakan pada tanaman," terang Ita.
Adapun jenis agen hayati yang digunakan pada gerakan pengendalian yang dilakukan di hamparan padi di Kelurahan Ngampel dan Kelurahan Gayam adalah organisme jamur.
"Kami gunakan jamur jenis Beauveria dan Metarhizium, ada total 7 botol yang kami bawa untuk bisa digunakan oleh petani," tandasnya.
Baca Juga: Ukur Capaian Implementasi Reformasi Birokrasi, Pemkot Kediri Gelar Desk Evaluasi Triwulan IV
Sedangkan, Laila Isti, Kasi Perlindungan Tanaman DKPP Kota Kediri menjelaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan monitoring dan pembinaan kepada para petani. "Karena petani ini adalah ujung tombak dari pertanian di Kota Kediri, maka tidak henti-hentinya kami memberikan sosialisasi dan pengetahuan bagi para petani," ungkap Laila.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melalui para penyuluh tanaman setempat, setiap minggunya aktif melakukan monitoring pada persawahan mulai Senin hingga Jumat.
"Senin-Selasa kita di wilayah Kecamatan Mojoroto, Rabu di Kecamatan Kota, dan Kamis-Jumat di Kecamatan Pesantren," pungkas Laila. (uji/zar)
Baca Juga: Dewan Setujui Perubahan Status Perumda BPR Bank Kota Kediri Jadi Perseroda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News