Bagaikan Pasukan Berani Mati, Begini Peran Relawan di Pamekasan Dalam Membendung Lonjakan Covid-19

Bagaikan Pasukan Berani Mati, Begini Peran Relawan di Pamekasan Dalam Membendung Lonjakan Covid-19 Para relawan di Pamekasan yang tergabung dalam FRPB ikut berjibaku membendung lonjakan pandemi Covid-19.

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Peran relawan dalam memerangi pandemi covid-19 di Kabupaten Pamekasan tidak bisa dipandang sebelah mata, mereka bagaikan pasukan berani mati. Tanpa mengharapkan sesuatu, para relawan ini ikut membendung lonjakan wabah yang sudah banyak memakan korban.

Karena itu, tingginya risiko yang dihadapi para relawan ini seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemkab setempat.

Seperti halnya para relawan yang tergabung dalam Forum Relawan Penanggulangan Bencana atau FRPB Pamekasan. Selama ini, telah banyak aksi yang dilakukan FRPB dalam menekan penyebaran Covid-19. Mulai dari program disinfeksi lingkungan dan permukiman, hingga terlibat dalam proses penyekatan bersama Tim Satgas Covid-19 setempat di Pos Penyekatan Terminal Barang, Tlanakan.

Termasuk di masa penyekatan yang sudah berlangsung lebih dari dua minggu di Pulau Madura, FRPB iku menjemput warga Pamekasan yang terjaring penyekatan dengan hasil swab antigen positif.

Menurut Budi Cahyono, Ketua FRPB, setidaknya sudah 8 orang warga Pamekasan yang telah dijemput oleh tim FRPB itu selama masa penyekatan. Mulai dari penyekatan di Kabupaten Bangkalan, Kota Surabaya, serta di Pasongsongan, Sumenep.

"Kami bergerak setelah melakukan koordinasi dengan Satgas Covid-19 dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan melalui surat tugas resmi untuk penjemputan sukarela itu," kata Budi Cahyono yang juga SPV Pusdalops BPBD Pamekasan, Kamis (24/06/21) pagi.

Menurutnya, para warga yang tertahan di pos penyekatan terpadu tersebut rata-rata terkendala di tes rapid antigen karena hasilnya positif. Di sinilah peran tim relawan, yakni menjemput warga yang sudah divonis positif Covid-19 berdasarkan hasil uji cepat.

Tentu risiko yang dihadapi para relawan tidak main-main, karena mereka berpotensi ikut tertular. "Karenanya dalam setiap penjemputan, tim FRPB selalu memakai ambulans relawan, dibekali baju khusus seperti hazmat, dan masker standar medis, serta atribut lainnya juga. Kemudian setibanya di Pamekasan langsung menetapkan pasien ke rumah observasi di Islamic Center di Jalan Raya Panglegur," jelasnya.

Semua dilakukan dengan pola koordinasi lintas wilayah dan antar Satgas Covid-19 setempat. Kemudian dari informasi itu diteruskan ke dinas kesehatan untuk dikeluarkan Surat Perintah Penjemputan dan Surat Tugas pada tim penjemput agar selalu terkoneksi dan terkontrol hingga yang bersangkutan tiba di Bumi Gerbang Salam.

"Satgas penyekatan memberitahukan ke daerah domisili, lalu daerah domisili merespons dan melakukan penjemputan," tukas Budi Cahyono. (pmk1/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO