GRESIK, BANGSAONLINE.com - DPRD Gresik telah menerima ranwal (rencana awal) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Dalam ranwal tersebut, kekuatan APBD Gresik hingga tahun 2026 diproyeksikan kisaran Rp3,9 triliun.
Sementara kekuatan APBD Gresik saat ini sekira Rp3,4 triliun, sehingga dalam setiap tahunnya kenaikan pendapatan daerah (PD) diproyeksikan sekira 100-150 miliar rupiah atau 10-14 persen.
BACA JUGA:
- Geliatkan Sektor Wisata, Begini Saran Pimpinan DPRD Gresik dan Caleg Terpilih DPR RI
- Kandidat Ketua DPRD Gresik, Mohammad dan Syahrul Bersaing Ketat
- Komisi IV DPRD Gresik Dalami LKPj Kepala Daerah 2023 Bersama OPD Mitra
- Dianggap Langgar SE Kemendagri, Pemkab Gresik Tunggu Keputusan soal Keabsahan Mutasi 147 Pejabat
Wakil Ketua DPRD Gresik Akhmad Nurhamim menyadari pandemi Covid-19 yang sudah berjalan 1,5 tahun telah berdampak signifikan terhadap perekonomian. "Imbasnya sangat berpengaruh besar terhadap PD untuk menopang belanja pembangunan," ujar Nurhamim kepada BANGSAONLINE.com.
Dia membeberkan dampak pandemi Covid-19 tidak hanya menyasar permasalahan di bidang kesehatan, namun juga berpengaruh buruk terhadap sektor lain, mulai dari pendidikan, ekonomi dan keuangan, infrastruktur, budaya, agama, pariwisata, dan lain-lain.
Indikator yang dapat dilihat adalah pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik yang tertekan hingga minus 3,68 persen lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur.
"Fakta ini menggambarkan begitu tingginya dampak pandemi terhadap semua sektor usaha sebagai salah satu sumber pendapatan daerah," ungkap Ketua DPD Golkar Gresik tersebut.
Namun demikian, lanjut Anha--sapaan akrabnya, DPRD terus memberikan support kepada OPD penghasil agar bekerja keras mencari pendapatan daerah. Menurutnya, dewan mendorong mereka untuk terus mencari terobosan sumber pendapatan karena kebutuhan belanja pembangunan setiap tahun cukup besar.
Klik Berita Selanjutnya