GRESIK, BANGSAONLINE.com - DPRD Gresik telah menerima ranwal (rencana awal) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Dalam ranwal tersebut, kekuatan APBD Gresik hingga tahun 2026 diproyeksikan kisaran Rp3,9 triliun.
Sementara kekuatan APBD Gresik saat ini sekira Rp3,4 triliun, sehingga dalam setiap tahunnya kenaikan pendapatan daerah (PD) diproyeksikan sekira 100-150 miliar rupiah atau 10-14 persen.
BACA JUGA:
- Dispendik Gresik Keluarkan Edaran Infaq ke Siswa untuk Bantu Korban Gempa, Begini Kata Ketua Dewan
- Bupati Gresik Salurkan Santunan dari Baznas untuk 1.000 Anak Yatim
- 4 Nama Caleg Terpilih dari PKB, Gerindra, PDIP, dan Golkar Berpeluang Jabat Pimpinan DPRD Gresik
- Pj Gubernur Jatim Pastikan Bantuan untuk Korban Gempa di Bawean Terpenuhi
Wakil Ketua DPRD Gresik Akhmad Nurhamim menyadari pandemi Covid-19 yang sudah berjalan 1,5 tahun telah berdampak signifikan terhadap perekonomian. "Imbasnya sangat berpengaruh besar terhadap PD untuk menopang belanja pembangunan," ujar Nurhamim kepada BANGSAONLINE.com.
Dia membeberkan dampak pandemi Covid-19 tidak hanya menyasar permasalahan di bidang kesehatan, namun juga berpengaruh buruk terhadap sektor lain, mulai dari pendidikan, ekonomi dan keuangan, infrastruktur, budaya, agama, pariwisata, dan lain-lain.
Indikator yang dapat dilihat adalah pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik yang tertekan hingga minus 3,68 persen lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur.
"Fakta ini menggambarkan begitu tingginya dampak pandemi terhadap semua sektor usaha sebagai salah satu sumber pendapatan daerah," ungkap Ketua DPD Golkar Gresik tersebut.
Namun demikian, lanjut Anha--sapaan akrabnya, DPRD terus memberikan support kepada OPD penghasil agar bekerja keras mencari pendapatan daerah. Menurutnya, dewan mendorong mereka untuk terus mencari terobosan sumber pendapatan karena kebutuhan belanja pembangunan setiap tahun cukup besar.