Iktikaf di Makam Sunan, Boleh Apa Syirik?

Iktikaf di Makam Sunan, Boleh Apa Syirik? Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A.

Menghidupkan malam Lailatulqadar yang punya dasar syari adalah di masjid (bisa juga di musala). Jadi tindakan Anda untuk iktikaf di Ampel itu sudah benar. Nabi, para sahabat dan ulama’ juga iktikaf di masjid. Anda akan dipersoalkan oleh kawan-kawan salafi (wahabi) jika lebih banyak ziarah kubur daripada iktikaf di masjid. Ziarah dan mendoakan ahli kubur, tidak lebih dari itu.

Sedangkan doa, salat, zikir panjang, dan baca Alquran; sebaiknya dilakukan di masjid, rumah, atau tempat terhormat lain yang bukan kuburan. Ingat firman Allah Swt: “Hanya orang-orang yang beriman yang mau memakmurkan masjid Allah” (Qs. At-Taubah [9]: 18). Juga firman-Nya:

“…dan janganlah Anda mendekati mereka (para istri) dalam keadaan Anda iktikaf di masjid-masjid... “ (Qs. al-Baqarah [2]: 187).

Sedangkan untuk ziarah kubur, Nabi saw bersabda:

"Dulu saya larang Anda untuk ziarah kubur; Sekarang ziarahlah dan janganlah Anda berkata terlalu keras, sebab ziarah kubur itu mengingatkan Anda pada akhirat”. (Hr Muslim).

Perintah ziarah setelah dilarang, itu maksudnya boleh, bukan sunah. Tapi, sebagian ulama berpendapat hukum ziarah kubur itu sunah, dengan hujah ziarah kubur itu mengingatkan kematian. Sedangkan zikir dan doanya disepakati itu sunah.

Mungkin Anda termasuk yang taklid pada pendapat terakhir ini. Itu boleh saja, asalkan Anda tidak melupakan masjid sebagai tempat iktikaf yang tempat dan keutamaannya disepakati oleh para ulama. Wallahu a’lam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Penonton Bioskop Disalami, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (18)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO